Jumat, 19/04/2024 - 12:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter Gizi Bagikan Resep Mengatasi Stunting Balita

ADVERTISEMENTS

Ibu dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki peran kunci memutus rantai stunting.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Dokter spesialis gizi klinis dr Diana Felicia Suganda, membagikan kiat-kiat untuk memutus rantai stunting balita yang hingga kini masih menjadi salah satu permasalahan besar di Indonesia. Menurut Diana, ibu dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki peran kunci sebagai agen perubahan untuk menangani dan memutus rantai stunting.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan seimbang, masyarakat Indonesia khususnya anak dan ibu dapat terbebaskan dari siklus rantai stunting,” kata Diana dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Berikut kiat-kiat dari Diana untuk memutus rantai stunting balita Indonesia:

1. Pola makan ibu adalah pola makan anak

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan 16,8 persen remaja termasuk remaja perempuan memiliki tubuh kurus yang disebabkan kurang makan dan asupan gizi. Padahal, di dalam rumah tangga, perempuan berperan penting untuk menanamkan kebiasaan pola makan sehat seperti konsumsi makanan berserat, memakan sayur dan buah, serta minum air putih. Dengan menjaga kebiasaan pola makan sehat dan bergizi seimbang, perempuan Indonesia dapat mengurangi risiko punya anak kurang gizi mulai dari masa remaja.

Berita Lainnya:
Dokter: Pengobatan Tuberkulosis pada Anak Harus Dijalani Sampai Tuntas

2. Terapkan prinsip gizi seimbang pada ibu hamil dan janin

Selain berisiko bagi anak, asupan gizi yang tidak seimbang juga akan memengaruhi kesehatan ibu hamil. Perempuan yang stunting berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang juga memiliki risiko tinggi kondisi stunting. Oleh karena itu, ibu hamil harus menerapkan prinsip gizi seimbang dengan memenuhi asupan energi dan protein, asam lemak dan asam folat, serat, zat besi, serta vitamin dan mineral.

3. Berikan pola asuh terbaik di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK)

Untuk mencapai perbaikan gizi anak, perlu diperhatikan bahwa 1.000 HPK yang dimulai dari 270 masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun atau 730 hari merupakan periode yang sangat kritis. Anak yang mengalami stunting lebih awal atau sebelum usia enam bulan akan mengalami dampak stunting yang lebih berat saat menjelang usia dua tahun. Jika tidak ditangani, maka kondisi stunting pada anak usia lima tahun akan menyebabkan kegagalan tumbuh yang berlanjut hingga ia remaja dan mempengaruhi kesuksesannya di masa depan.

Berita Lainnya:
Ciri-Ciri Kurma Berjamur, Kedaluwarsa, dan Ada Hamanya

4. Perkaya informasi dari dokter gizi hingga komunitas

Dengan konsultasi kepada dokter gizi serta dokter anak, orang tua dapat terus memantau kebutuhan gizi anak dan mencegah stunting terjadi pada anak. Anda juga dapat mencari informasi dari internet dan komunitas orang tua untuk membuat makanan yang praktis dan lezat dengan gizi seimbang yang mengandung mikro dan makronutrien sesuai takaran.

5. Terapkan konsep “isi piringku”

“Isi piringku” merupakan acuan dari Kementerian Kesehatan yang menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang berisi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein. Dengan panduan “Isi piringku”, orang tua dapat mengambil peran aktif untuk menjaga gaya hidup sehat bagi anak dan keluarga.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi