Rabu, 24/04/2024 - 07:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Survei PwC: Mayoritas CEO Perkirakan Prospek Ekonomi 2023 Suram

ADVERTISEMENTS

40 persen CEO melihat inflasi sebagai ancaman global teratas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 DAVOS — Mayoritas (73 persen) dari chief executive officer (CEO) yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menurun selama 12 bulan ke depan, survei baru Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang diluncurkan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos menunjukkan pada Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Survei CEO Global PwC, yang menyurvei 4.410 CEO di 105 negara dan wilayah pada Oktober dan November 2022, juga mengungkapkan 40 persen CEO melihat inflasi sebagai ancaman global teratas. Sementara 31 persen memilih volatilitas ekonomi makro, dan 25 persen memilih konflik geopolitik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Ekonomi yang bergejolak, inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan konflik geopolitik telah berkontribusi pada tingkat pesimisme CEO yang tidak terlihat selama lebih dari satu dekade,” kata Kepala Global PwC Bob Moritz. 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Bulog Serap 64 Ribu Ton Beras Selama Musim Ramadhan dan Lebaran

Konsekuensinya, para CEO secara global mengevaluasi kembali model operasi mereka dan memotong biaya. Namun terlepas dari tekanan ini, mereka terus menempatkan orang-orang mereka di posisi penting saat mereka ingin mempertahankan bakat setelah Great Resignation (momen para pekerja berhenti massal yang terjadi selama pandemi).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Laporan tersebut juga menemukan hampir 40 persen CEO tidak yakin organisasi mereka akan layak secara ekonomi dalam 10 tahun jika mereka tidak mengalami transformasi yang signifikan.

Survei itu dilakukan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pekan lalu bahwa 2023 akan menjadi tahun yang sulit lagi. Namun, INF memperkiraan pertumbuhan global tetap stabil di 2,7 persen.

Berita Lainnya:
Analis: Konflik Iran-Israel Berpotensi Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI

Menurut Moritz, perubahan tuntutan dan regulasi pelanggan, kekurangan tenaga kerja dan keterampilan, serta gangguan teknologi dipandang sebagai tantangan terbesar bagi profitabilitas industri jangka panjang. “Risiko yang dihadapi organisasi dan masyarakat saat ini tidak dapat diatasi sendiri dan terisolasi,” ujar Moritz. 

Oleh karena itu, para CEO harus terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan sektor publik dan swasta untuk secara efektif memitigasi risiko tersebut, membangun kepercayaan, dan menghasilkan nilai jangka panjang, untuk bisnis, masyarakat, dan planet ini. 

Pertemuan tahunan WEF bertema “Kerja Sama dalam Dunia yang Terfragmentasi”, berlangsung dari Senin (16/1/2023) hingga Jumat (20/1/2023) di kota Davos, Swiss.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi