Kamis, 25/04/2024 - 22:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Harga Minyak Melonjak di Asia, Didorong Optimisme Atas Pemulihan China

ADVERTISEMENTS

Pembukaan perbatasan China mendorong permintaan bahan bakar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 TOKYO — Harga minyak memperpanjang kenaikan di perdagangan Asia dengan naik sekitar 1,0 persen pada Rabu (18/1/2023) sore. Kenaikan ini terjadi di tengah optimisme bahwa pencabutan pembatasan ketat COVID-19 China akan mengarah pada pemulihan permintaan bahan bakar di importir minyak utama dunia itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 76 sen atau 0,88 persen, menjadi diperdagangkan di 86,68 dolar AS per barel pada pukul 07.21 GMT, menyusul kenaikan 1,7 persen di sesi sebelumnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terdongkrak 85 sen atau 1,06 persen, menjadi diperdagangkan di 81,03 dolar AS per barel, setelah naik 0,4 persen sehari sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kedua minyak mentah berjangka melonjak lebih dari satu dolar AS per barel untuk mencapai tertinggi baru 2023 sekitar tengah hari di Asia, dengan Brent mencapai 87 dolar AS per barel dan WTI berjangka mencapai 81,42 dolar AS per barel.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Blade Battery Generasi Kedua BYD Diluncurkan Tahun Ini, Seperti Apa Ya?

Pertumbuhan ekonomi China melambat tajam menjadi 3,0 persen pada tahun 2022, meleset dari target resmi sekitar 5,5 persen dan menandai kinerja terburuk kedua sejak 1976. Tetapi data tersebut masih mengalahkan perkiraan analis setelah China mulai membatalkan kebijakan nol-COVID pada awal Desember. Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan 2023 rebound menjadi 4,9 persen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam laporan bulanan bahwa permintaan minyak China akan tumbuh 510.000 barel per hari (bph) tahun ini setelah mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun pada 2022 karena tindakan pencegahan COVID.

Tetapi OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global 2023 tidak berubah pada 2,22 juta barel per hari. “Meningkatnya harapan bahwa permintaan bahan bakar China akan meningkat setelah perubahan baru-baru ini dalam kebijakan COVID-19 memberikan dukungan pada harga minyak,” kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Berita Lainnya:
Gerak Cepat China Mendekati Prabowo Subianto

“Prospek optimis OPEC pada permintaan China juga mendukung sentimen pasar,” katanya, memprediksi nada bullish untuk minggu ini.

Pasar juga didukung oleh ekspektasi penarikan stok minyak mentah AS sekitar 1,8 juta barel meskipun persediaan produk minyak lebih tinggi, menurut jajak pendapat Reuters.

Di sisi penawaran, produksi minyak dari wilayah serpih utama di Amerika Serikat akan naik sekitar 77.300 barel per hari ke rekor 9,38 juta barel per hari pada Februari, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan produktivitas pada Selasa (17/1/2023).

Sementara itu, Rusia memperkirakan sanksi Barat memiliki dampak signifikan pada ekspor produk minyaknya dan produksinya, kemungkinan meninggalkannya dengan lebih banyak minyak mentah untuk dijual, kata seorang sumber senior Rusia yang mengetahui prospek negara tersebut.

Pasar juga mengamati dengan cermat lebih banyak data permintaan dari China dalam laporan bulanan Badan Energi Internasional yang akan dirilis pada Rabu, menurut analis ING dalam catatan klien.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi