Kamis, 18/04/2024 - 17:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Jumlah Perokok Anak di Indonesia Capai 3,2 Juta dalam 10 Tahun

ADVERTISEMENTS

Jumlah perokok anak terus meningkat selama 10 tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, prevalensi perokok anak di Indonesia terus meningkat. Pihaknya mengutip dari data Riskesdas 2018 yang menunjukkan perokok anak meningkat menjadi 9,1 persen atau 3,2 juta anak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Bappenas juga memprediksi bahwa pada 2030, perokok anak bisa mencapai 15,9 juta orang,” kata Lisda, dalam acara “Diseminasi Hasil Pemantauan IPS Rokok Forum Anak di 9 Kabupaten/Kota”, yang diikuti di Jakarta, Selasa (17/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Pihaknya mengatakan permasalahan rokok ini merupakan masalah serius yang harus ditangani karena berdampak negatif pada kesehatan, kualitas SDM, dan perekonomian negara.

Berita Lainnya:
Wakil Ketua DPR Apresiasi Pengaturan Mudik Lebaran yang Cukup Baik

“Ini masalah serius di masa mendatang, mengingat rokok bersifat adiktif dan faktor resiko penyakit tidak menular, juga akan menjadi beban ekonomi sehingga akan mengancam kualitas SDM,” kata Lisda.

Ia mengatakan, maraknya iklan, promosi, dan sponsor rokok merupakan penyebab jumlah anak merokok meningkat. “Survei terbaru Lentera Anak pada 2021 kepada 180 responden usia 10-19 tahun yang pernah atau aktif merokok dengan wawancara langsung kepada anak, menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden percaya iklan rokok mempengaruhi konsumsi merokok anak,” kata Lisda Sundari 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Senada dengan Lisda, Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Anggin Nuzula Rahma mengatakan, keberadaan rokok menjadi ancaman bagi bonus demografi Indonesia di tahun 2045.

Berita Lainnya:
Kelakar Bobby Disinggung Jadi Kader Golkar: Batiknya Dulu Hari Ini

“Rokok menjadi ancaman, tentunya bonus demografi, ya, karena berbicara SDM yang berkualitas, SDM unggul, ini tentunya anak-anak harus sehat, harus dimulai dari fisik maupun mentalnya ini harus sehat terlebih dahulu,” kata Anggin Nuzula Rahma.

Selain mengancam kualitas SDM terkait bonus demografi, rokok juga berdampak negatif dalam pembangunan nasional. “Karena memang memperparah kemiskinan, banyak sekali anggaran yang digunakan atau dikeluarkan untuk rokok,” kata Anggin Nuzula Rahma.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi