Di Depan Wapres, Mentan Bantah Proyek Food Estate Gagal

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Membangun food estate yang berada di atas lahan rawa memang tidak mudah.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membatah jika program lumbung pangan baru atau food estate di Kalimantan Tengah gagal. Ia mengklaim, kendati belum cukup tinggi, produktivitas lahan padi di food estate terus mengalami kenaikan sejak dimulai 2020. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Hal itu diungkapkan Syahrul dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2023 yang turut dihadiri oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Food estate itu adalah antisipasti kita terkait ahli fungsi lahan. Ada orang bilang tidak berhasil, enggak betul, Bapak,” ujar Syahrul di depan Wapres Ma’ruf saat membuka Rakernas yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/1/2022).  

ADVERTISEMENTS

Syahrul menuturkan, membangun food estate yang berada di atas lahan rawa memang tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi di lapangan untuk bisa membuat lahan rawa menjadi produktif. 

ADVERTISEMENTS

Syahrul memaparkan, total luasan lahan food estate di Kalteng sebetulnya sudah mencapai 62 ribu hektare. Namun, Kementan mengkhususkan sebagian lahan untuk program intensifikasi atau peningkatan produktivitas. 

ADVERTISEMENTS

Mengutip data Kementan, program penanaman padi di food estate Kalimantan Tengah khusus untuk intensifikasi lahan selama 2021 seluas 14.135 hektare. Seluas 13 ribu hektare terdapat di Kabupaten Kapuas dan 1.135 hektare ada di Kabupaten Pulpis. 

ADVETISEMENTS

Adapun saat ini, Syahrul mengklaim rata-rata produktivitas padi di lahan tersebut sudah naik menjadi empat ton per hektare dari sebelumnya dua ton per hektare. Dengan tingkat produktivitas tersebut produksi padi yang diperoleh dalam program intensifikasi pada 2021 sebesar 47,7 ribu ton. 

Sebagai gambaran, rata-rata produktivitas padi di lahan Jawa sudah mencapai lebih dari enam ton per hektare. “Memberi pelajaran lahan rawa, bukan seperti di Jawa yang begitu ditanam tumbuh. Di sana membutuhkan varietas yang sedikit asing dan kalau datang hujan langung banjir itu yang kita hadapi di sana,” ujar Syahrul.

Selain di Kalteng, Syahrul juga melaporkan capaian food estate di Jawa Tengah yakni di Kabupaten Temenggung dan Kabupaten Wonosobo khusus untuk cabai dan komoditas hortikultura lainnya.  “Perkembangan cukup baik hasilnya ternyata dari enam ton per hektare untuk cabai mencapai tujuh ton per hektare sekarang,” ujarnya. 

Syahrul menyebut hasil cabai dari dua daerah itu berhasil menekan harga saat natal dan tahun baru 2023 lalu. Terutama untuk memenuhi pasokan di Jabotabek. 

“Kemarin inflasi Nataru saya dari sini dua-duanya pak untuk menutup Jabotabek dan ternyata tertutup harga, enggak naik,” ujar Syahrul. 

Lebih detail Kabupaten Wonosobo memiliki lahan seluas 339,96 hektare. Adapun di Kabupaten Temanggung memiliki 349 hektare lahan. 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version