Jumat, 19/04/2024 - 10:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Perbedaan Amalan dari Hati yang Zuhud dan Tamak

ADVERTISEMENTS

Banyaknya amalan belum tentu menunjukkan banyaknya pahala.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan, amalan yang bersumber dari hati yang zuhud yakni hati yang tidak cinta dunia, tidak bisa dikatakan sebagai amalan yang sedikit. Sebaliknya, amalan yang bersumber dari hati yang tamak, tidak bisa disebut banyak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Maksud Syekh Ibnu Athaillah tersebut, amal bukan dilihat dari banyak dan sedikitnya, tapi dilihat dari niatnya, keikhlasannya dan kesesuaiannya dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENTS

“Amalan yang bersumber dari hati yang zuhud tidak dapat disebut sedikit. Amalan yang bersumber dari hati yang tamak tidak dapat disebut banyak.” (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)

Walaupun amalan yang kamu lakukan itu sedikit, namun dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan jauh dari nilai-nilai kesyirikan. Maka pada hakikatnya kamu telah melakukan sesuatu yang besar dengan pahala yang besar juga.

Berita Lainnya:
Sering Diabaikan, Ini Bacaan yang Perlu Diperbanyak pada Hari Jumat

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Nilai sebuah ibadah adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Berapa banyak orang yang beribadah siang dan malam, namun tidak ada pahala yang didapatkan, karena semua itu dilakukan dengan tidak ikhlas dan jauh dari nilai-nilai ketuhanan.

Walaupun amalan yang kamu lakukan itu banyak, namun tidak ikhlas dan mengandung nilai-nilai kesyirikan. Maka pahala yang kamu dapatkan adalah nol besar, sia-sia belaka.

Berita Lainnya:
Empat Tempat Suci di Makkah

Ibadah yang kamu lakukan untuk selain-Nya, maka Dia berlepas diri darinya. Ibadah itu sesuai niatnya. Jika niatnya untuk Allah SWT, maka Dia akan membalasnya. Jika niatnya untuk dunia maka ia akan mendapatkannya, dan tentunya atas seizin-Nya.

Banyaknya amalan belum tentu menunjukkan banyaknya pahala. Sedikitnya amalan belum tentu menunjukkan sedikitnya pahala. Timbangannya adalah keikhlasan dan kesesuaian dengan tuntutan Rasulullah SAW.

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi