Rabu, 24/04/2024 - 11:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Tolak Klaim Rusia, IAEA Sebut Ukraina tak Simpan Senjata di PLTN

ADVERTISEMENTS

PLTN Zaporizhzhia saat ini berada di bawah kendali Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 BRUSSELS — Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Selasa (24/1/2023) menolak klaim Rusia bahwa Ukraina menyimpan senjata di pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Pagi ini, saya menginstruksikan tim saya untuk membahas tinjauan komprehensif fasilitas dan bekerja sama dengan badan Ukraina dari fasilitas ini untuk memastikan apakah sebenarnya ada peralatan militer yang disimpan atau ditempatkan atau dipindahkan ke sana. Dan tentu saja, hasil inspeksi tersebut negatif,” kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam pidatonya di sesi Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Eropa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Sebelum Menyerang, Iran Juga Hadirkan Perang Psikologis ke Israel

Dia juga mengulangi kekhawatiran tentang situasi keamanan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia, karena perang yang sedang berlangsung di dekat pembangkit listrik tersebut.

ADVERTISEMENTS

Grossi mengatakan IAEA adalah satu-satunya lembaga yang dapat mencegah kecelakaan nuklir di pabrik itu dan meminta Parlemen Eropa untuk memberikan dukungan politik kepada badan tersebut. Menyinggung soal pembicaraan kesepakatan nuklir dengan Iran, dia mengatakan prospek untuk mencapai kesepakatan tampaknya redup.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Grossi mengatakan mereka belum menerima informasi apa pun dari Teheran tentang program nuklirnya selama sekitar satu tahun. Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran pada 2015 dengan kekuatan dunia telah terhenti sejak Agustus karena ketidaksepakatan, termasuk penyelidikan oleh pengawas nuklir PBB ke situs nuklir yang tidak diumumkan.

Berita Lainnya:
Netanyahu Putuskan Tunda Serangan Militer di Rafah

Di bawah perjanjian nuklir 2015, Iran diizinkan untuk memperkaya uranium hanya hingga kemurnian 3,67 persen. Ambang batas dilanggar oleh Teheran secara bertahap setelah Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan tersebut pada Mei 2018.  

 

sumber : Anadolu

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi