Jumat, 26/04/2024 - 02:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

BI: Perlambatan Ekonomi Global Belum Selesai

ADVERTISEMENTS

Perry menyebut saat ini kondisi di China juga sangat menentukan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Bank Indonesia memproyeksikan perlambatan ekonomi global masih akan berlanjut. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, BI juga sudah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena masih harus menghadapi sejumlah tantangan berat dan ketidakpastian.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kami baru saja merevisi pertumbuhan ekonomi global, prediksi kami tahun ini dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen,” kata Perry dalam Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Selain itu, Perry menyebut saat ini kondisi di China juga sangat menentukan. Menurutnya, China masih menjadi salah satu pendorong perekonomian dunia.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Catat, Ini Cara Menghitung Zakat Mal

Perry menuturkan, meskipun saat ini China sudah melakukan pelonggaran namun dari sisi ekonomi belum bisa bangkit. Selain itu, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Eropa juga menurutnya menjadi negara yang memiliki peluang terbanyak mengalami resesi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Meskipun begitu, Perry menegaskan BI masih optimistis pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan membaik. “Tapi kami memiliki harapan tertentu pada akhir 2024, kebangkitan (pertumbuhan ekonomi global) kembali menjadi 2,8 persen,” tutur Perry.

Perry menilai, kondisi ekonomi dunia sangat penting, termasuk bagi Indonesia. Terlebih, menurutnya Indonesia sudah menghadapi dampak situasi global selama dua tahun terakhir.

Berita Lainnya:
Jusuf Kalla Tinjau Peleburan Nikel di Smelter Luwu

Tak hanya soal pertumbuhan ekonomi, Perry juga memprediksi inflasi pada 2023 masih cukup tinggi. Menurutnya, inflasi global pada 2023 akan menyentuh hingga 5,2 persen.

“Meskipun tahun lalu inflasi 9,2 persen dan prediksi tahun ini turun menjadi 5,2 persen, masih tetap tinggi,” kata Perry.

Perry menambahkan, pasar keuangan juga akan dihadapkan kepada tingginya ketidakpastian ekonomi global. Perry memprediksi suku bunga acuan AS masih akan terus meningkat hingga level 5,5 persen pada semester I 2023.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi