Jumat, 19/04/2024 - 05:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Pemerintah Korsel Berjanji Dukung Eksportir Di tengah Penyusutan Ekonomi

ADVERTISEMENTS

Korsel mengalami kontraksi ekonomi pertamanya dalam 2,5 tahun

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

SEOUL — Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berjanji untuk mendukung eksportir. Janji itu disampaikan saat Korsel mengalami kontraksi ekonomi pertamanya dalam 2,5 tahun karena krisis di ekspor dan potensi resesi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Seperti negara-negara lainnya pemerintah Korsel juga mengecilkan dampak perlambatan ekonomi dan mengatakan pertumbuhan pada kuartal ini “memungkinkan.” Menteri Keuangan Korsel  Choo Kyung-ho berjanji mendukung eksportir dengan keringanan pajak dan bantuan pemerintah.

ADVERTISEMENTS

Bank sentral memperkirakan pada periode Oktober sampai Desember Produk Domestik Bruto (PDB) akan menyusut 0,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Ekonom memprediksi akan menyusut 0,3 persen.

“Pemerintah akan fokus pada kebijakan sumber daya untuk mengaktifkan kembali ekspor dan investasi, seperti mendorong upaya deregulasi dan menawarkan bantuan pajak dan keuangan,” kata Choo dalam rapat terbuka pejabat pemerintah, Rabu (26/1/2023).

Berita Lainnya:
Presiden Yoon: Rudal Korut Coba Ganggu Pemilu Korsel

Berdasarkan perkiraan bank sentral penurunan PDB pertama  sejak kuartal kedua dipicu penurunan ekspor 5,8 persen dan konsumsi swasta 0,4 persen. Pengeluaran pemerintah naik 3,2 persen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Terdapat tanda-tanda pelemahan berlanjut pada kuartal pertama tahun ini. Kemorosotan pasar properti semakin dalam dan kerja ekspor per hari 8,8 persen lebih rendah dibanding 1 sampai 20 Januari tahun sebelumnya.

Ekonom biasanya mendefinisikan resesi sebagai kontraksi ekonomi dua kuartal atau lebih berturut-turut. Bila akhirnya PDB pada kuartal pertama tahun ini resmi dilaporkan turun maka resesi Korsel akan dianggap dimulai hampir empat bulan yang lalu.

Resesi terakhir terjadi pada paruh pertama 2020. Pada 13 Januari Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong mengatakan masih terlalu dini untuk menilai apakah Korsel terjerembab dalam resesi.

Berita Lainnya:
Konflik Israel-Iran Diprediksi Masih Picu Berlanjutnya Kenaikan Harga Minyak

“Kami berada di garis batas dan harus melihat lebih banyak data untuk memberikan detail pada Februari,” katanya saat itu.

Pasar bungkam terhadap data PDB sebab mendekati perkiraan sebelumnya.

Namun menegaskan pandangan pasar kenaikan suku bunga bank sentral pada 13 Januari mengakhir siklus pengetatan moneter. Bank of Korea akhirnya mulai memangkas suku bunga tahun ini.

“Dampak dari dibukanya kembali China (dari peraturan ketat Covid-19) akan membantu tapi ekspor tidak akan segera kembali karena pelemahan di ekonomi besar lainnya,” kata ekonom DB Financial Investment Park Sang-woo.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi