Rabu, 24/04/2024 - 13:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tak Hanya Kasus Swedia, Negara-Negara Arab Juga Kompak Kecam Perobekan Alquran di Belanda 

ADVERTISEMENTS

Kasus perobekan Alquran di Den Haag Belanda juga memicu reaksi keras dunia Islam

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ISTANBUL— Negara-negara Arab mengutuk penistaan terhadap kitab suci umat Islam Alquran baru-baru ini di Den Haag, Belanda.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Mereka memperingatkan bahwa serangan itu mencoba merusak tatanan sosial yang damai dan memicu pelanggaran disengaja terhadap salah satu agama besar dunia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sebuah video yang beredar di media sosial pada Senin (23/1/2023) menunjukkan Edwin Wagensveld, seorang politisi sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek sejumlah halaman Alquran di Den Haag.

ADVERTISEMENTS

Video tersebut kemudian memperlihatkan Wagensveld membakar sobekan halaman kitab suci itu di dalam panci.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa (24/1/2023) menyuarakan kecaman kerajaan terhadap insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah provokatif terhadap perasaan jutaan Muslim. 

Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) juga mengecam insiden tersebut dan menekankan perlunya menghormati simbol dan kesucian agama serta menahan diri dari hasutan dan polarisasi. 

Berita Lainnya:
Kisah Perang Paling Berbahaya yang Dialami Umat Muslim Tepat di Bulan Syawal

“Insiden keji ini adalah tindakan hasutan dan provokasi serius terhadap perasaan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia dan peringatan terhadap kemungkinanterulangnya pelanggaran terhadap Alquran dengan dalih kebebasan berekspresi,” kata Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab dalam pernyataannya.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam insiden itu sebagai tindakan terang-terangan yang melampaui batas kebebasan berekspresi dan melanggar kesucian umat Islam.

Mesir menekankan bahwa negara-negara Eropa yang menyaksikan kebangkitan Islamofobia bertanggung jawab untuk mencegah provokasi semacam itu terulang lagi.

Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengutuk insiden “ekstremis” yang bisa  memicu kebencian dan kekerasan, mengancam hidup berdampingan secara damai, dan mengacaukan keamanan dan stabilitas.

Yordania menyerukan penghormatan terhadap simbol-simbol agama dan diakhirinya kebencian.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam insiden itu sebagai serangan terang-terangan terhadap perasaan jutaan Muslim dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan provokasi semacam itu dan menghukum pelakunya.

Berita Lainnya:
Durhaka Secara Zahir dan Diam-diam, Begini Penjelasannya

Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan kecaman keras atas insiden tersebut, dan menekankan perlunya upaya internasional bersama untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan rasa hormat, dan untuk menghukum semua tindakan yang mempromosikan ideologi ekstremisme dan kebencian, dan menyinggung agama dan keyakinan. 

Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk, Nayef Al-Hajraf, mengutuk insiden itu dan memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan mengobarkan dan memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia.

Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam juga mengutuk keras insiden tersebut. Provokasi di DenHaag itu terjadi setelah insiden serupa akhir pekan lalu ketika Rasmus Paludan, seorang politisi ekstremis Swedia-Denmark, membakar kitab Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Peristiwa itu memicu kemarahan baik di Turki maupun di seluruh dunia.

 

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi