Rabu, 24/04/2024 - 21:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Hadapi Krisis Pangan Global, Kementan Perkuat Mekanisasi Pertanian

ADVERTISEMENTS

Intervensi teknologi mekanisasi sangat penting meningkatkan produksi pangan nasional

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Dunia sedang dihadapkan pada potensi krisis pangan global. Menyikapinya, Kementerian Pertanian (Kementan) bersiap dengan melakukan intervensi teknologi mekanisasi pertanian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Intervensi teknologi mekanisasi sangat penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada saat menghadiri Rapat Kerja (Raker) Teknis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2023, di Jakarta, pada Kamis (26/1/2023) malam.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Untuk itu, Syahrul pun mendorong jajaran Ditjen PSP untuk memperluas penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) di seluruh Indonesia. Salah satunya melalui program Taksi Alsintan.

ADVERTISEMENTS

“Saya berharap pada bulan Maret nanti, perluasan Taksi Alsintan sudah selesai. Taksi Alsintan harus kita implementasikan untuk membantu petani meningkatkan produksi,” ujar Syahrul.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, Syahrul juga menyebutkan pentingnya tata kelola air serta mitigasi iklim dan cuaca di sektor pertanian. Pemantauan cuaca dapat dilakukan dengan mengoptimalkan data dan informasi iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).

Berita Lainnya:
Kejar Swasembada Pangan, Kementan Maksimalkan Modernisasi Irigasi

Tantangan yang tengah dihadapi sektor pertanian Indonesia adalah alih fungsi lahan. Kementan telah melakukan berbagai upaya pencegahan sebagai tindaklanjut UU 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Syahrul meminta pemerintah daerah turut aktif demi mengurangi laju alih fungsi lahan.

“Pemerintah daerah harus memiliki ketegasan serta perencanaan yang baik dalam menjaga lahan pertanian dan alokasi lahan untuk kegiatan pembangunan lainnya. Hal ini penting untuk dilakukan demi menjaga produktivitas lahan pertanian,” tegasnya.

Terakhir, SYL berharap penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian dapat ditingkatkan menjadi skema dan pilihan yang paling mudah dalam memperluas cakupan usaha tani di seluruh Indonesia. Pemanfaatan KUR sangat membantu penyediaan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha sektor pertanian.

“Pakailah KUR untuk memperluas usaha tanimu. Ini yang saya sebut pakai gagasan tidak semua kegiatan harus pakai APBN. Terbukti berhasil karena KUR yang macet hanya 0,3 persen. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik,” katanya.

Berita Lainnya:
Kementan Kirim 61 Petani Muda Magang ke Taiwan

Mengenai hal ini, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil menyampaikan terimakasih atas arahan Mentan SYL dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian Indonesia yang lebih kuat dan modern.

Dia mengungkapkan bahwa pada tahun ini, jajarannya telah menyusun program dan kebijakan yang disesuaikan untuk menghadapi tantangan krisis pangan global. Kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya penyediaan irigasi pertanian, perlindungan lahan sawah berkelanjutan serta optimalisasi program Taxi Alsintan.

“Kami terus berupaya menekan kehilangan hasil panen padi dengan mengoptimalkan pemanfaatan KUR pertanian. Karena itu kita berharap para Kepala Dinas Pertanian memanfaatkan dan mengawal program dan kebijakan-kebijakan tersebut dengan baik,” katanya.

Ke depan, kata Ali, jajaran PSP harus menjadi penggerak utama dalam mengawal perubahan besar mengimplementasikan berbagai program yang telah ditentukan. “Saya berharap semua berperan sebagai penggerak utama (prime mover) dan pengarah (trend setter) menuju pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” jelasnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi