Sabtu, 20/04/2024 - 04:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Infeksi DBD Masuk Fase Kritis Setelah Hari Ketiga, Apa Saja Tandanya?

ADVERTISEMENTS

Pada fase kritis DBD biasanya muncul tanda bahaya dan wajib diwaspadai.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), IBCLC,  mengimbau agar orang tua mewaspadai dan menyadari tanda bahaya infeksi dengue atau atau demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini sangat umum terjadi pada anak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Waspadai tanda bahaya dari infeksi dengue. Jadi setelah hari ketiga di fase kritis itulah biasanya tanda-tanda bahaya itu harus diwaspadai,” kata Mulya yang tergabung sebagai Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI saat media briefing secara virtual, Kamis (26/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Mulya menjelaskan, biasanya suhu tubuh mengalami penurunan setelah hari ketiga demam. Meski begitu, kondisi tersebut harus tetap diwaspadai mengingat fase kritis infeksi dengue justru terjadi pada hari ketiga hingga keenam. Oleh sebab itu, orang tua diimbau untuk mengecek suhu anak secara berkala.

Berita Lainnya:
Kasus Kembar Parasit: Pria China Punya Dua Wajah, Kini Telah Dioperasi

“Di fase demam di hari pertama suhunya biasanya masih tinggi. Tapi setelah hari ketiga sampai keenam, itu akan memasuki fase kritis di mana darahnya mulai ada kebocoran dan suhunya justru turun,” kata dia.

Tanda bahaya lain yang harus diwaspadai termasuk ketika anak kehilangan nafsu makan dan minum, apalagi disertai dengan muntah secara terus-menerus. Kondisi seperti itu dikhawatirkan anak menjadi dehidrasi. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Mulya mendorong agar orang tua memberikan asupan cairan yang lebih sering pada anak guna mencegah dehidrasi. Namun, apabila anak tidak bisa menerima asupan cairan dan terus mengalami muntah-muntah, anak harus segera dibawa ke rumah sakit.

Anak cenderung lemas dan tidur, sakit perut hebat, terjadi pendarahan di bagian tubuh mana pun, gelisah, kulit kaki dingin dan lembab, hingga kejang dan hilang kesadaran merupakan rambu-rambu bahaya yang juga harus diwaspadai. Dalam kondisi ini, anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat layanan terpadu.

Berita Lainnya:
Dampak Peningkatan DBD, PMI Solo Kekurangan Stok Trombosit 

“Dan perhatikan buang air kecilnya. Harusnya kalau anak-anak buang air kecil setiap 3 sampai 4 jam atau 4 sampai 6 jam sekali dia harus bisa buang air kecilnya cukup,” imbuh Mulya.

Dia menambahkan bahwa populasi anak usia 5-14 tahun merupakan kelompok yang paling sering terinfeksi virus dengue. Walaupun pada saat pandemi dua tahun terakhir didominasi populasi remaja hingga dewasa muda atau 15 hingga 44 tahun.

“Kalau dilihat dari proporsi kasus kematian karena dengue berdasarkan kelompok umur, tetap kelompok 5-14 tahunlah yang tertinggi (sejak 2018),” kata dia.

Terakhir, Mulya juga mengingatkan bahwa kasus demam berdarah dengue hampir meningkat setiap 10 tahun dan mulai meningkat kembali pada 2022. Walaupun jika dilihat dari angka kematian terjadi penurunan dari 41 persen di tahun 1968 menjadi di bawah 1 persen pada 2022.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi