Kamis, 18/04/2024 - 10:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Bukan dengan Cotton Bud, Begini Cara Membersihkan Telinga Terbaik

ADVERTISEMENTS

9 dari 10 orang yang disurvei kesulitan mendengar akibat menumpuknya kotoran telinga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Meski sering dianggap sepele, kotoran telinga bisa berimbas terhadap aktivitas sehari-hari jika tidak dibersihkan dengan baik. Karena pemakaian cotton bud tidak dianjurkan, pakar menyarankan perlunya ada layanan pembersihan kotoran telinga yang memadai di fasilitas perawatan kesehatan primer.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Hal itu menjadi sorotan dalam studi yang dipimpin pakar dari University of Manchester di Inggris. Para peneliti melakukan survei terhadap 500 orang dewasa yang menggunakan layanan penghilang kotoran telinga dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).

ADVERTISEMENTS

Sembilan dari 10 orang yang disurvei mengaku kesulitan mendengar akibat menumpuknya kotoran telinga dan merasa itu cukup mengganggu. Enam dari 10 orang melaporkan kondisi itu sangat mengganggu. Delapan dari 10 peserta melaporkan peningkatan kenyamanan setelah kotoran telinga dibersihkan.

Berita Lainnya:
Rutin Makan Pepaya saat Perut Kosong, Apa yang Terjadi pada Tubuh?

Studi telah diterbitkan dalam British Journal of General Practice. Pelaksanaan riset didukung oleh National Institute for Health and Care Research (NIHR), Pusat Penelitian Biomedis Manchester. Sementara, NIHR didanai oleh pemerintah Inggris yang selama ini mendukung penelitian perawatan kesehatan dan sosial.

Menurut para peneliti, semakin banyak orang kesulitan mengakses layanan pembersihan kotoran telinga sebab tidak tersedia di praktik dokter umum. Tercatat ada lebih dari dua juta orang per tahun membutuhkan perawatan kebersihan pribadi tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Para peneliti juga mencatat bahwa hingga 44 persen pasien demensia yang tinggal di rumah perawatan memiliki tumpukan kotoran telinga yang dirasa mengganggu. Kotoran telinga memang merupakan zat normal yang diproduksi oleh tubuh untuk membersihkan, melindungi, dan menjaga kesehatan telinga, tetapi penyumbatan saluran telinga akibat penumpukan kotoran dapat memengaruhi kemampuan berkomunikasi dan mendengar.

Berita Lainnya:
Berapa Lama Cuti Ayah yang Ideal? Ini Kata BKKBN

Tim periset menngatakan, sumbatan akibat kotoran telinga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kondisi tinitus alias telinga berdenging. Profesor audiologi di University of Manchester, Kevin Munro, setuju dengan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) bahwa layanan pembersihan kotoran telinga harus tersedia untuk masyarakat.

“Jika ada yang mencoba melakukan simulasi efek kotoran telinga yang bermasalah, bisa dengan berjalan-jalan dengan jari-jari menyumbat telinga selama beberapa hari, mereka akan segera menyadari bahwa itu adalah masalah serius,” kata Munro, dikutip dari laman Standard, Sabtu (28/1/2023).

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi