Jumat, 26/04/2024 - 05:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gubernur Khofifah: Wisudawan Miliki Kemampuan Atasi Masalah Kompleks

ADVERTISEMENTS

Gubernur Khofifah mengajak para sarjana berkontribusi membangun bangsa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KEDIRI — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para wisudawan harus memiliki kompetensi complex problem solvingmetode untuk memperjelas suatu masalah yang sangat kompleks dalam kehidupan nyata, sebab kemampuan tersebut merupakan kualitas yang harus dimiliki pemimpin sejati.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Hari ini Kita sudah masuk pada industri 4.0. Maka sebetulnya kompetensi pertama yang harus dimiliki adalah complex problem solving. Ini penting untuk menjawab perubahan-perubahan yang sering muncul dengan ketidakpastian. Seperti pandemi COVID-19, pemanasan global dan sebagainya,” kata Gubernur saat menghadiri wisuda Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, Jawa Timur di Blitar, Sabtu (28/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Di depan 225 wisudawan wisudawati yang berasal dari Fakultas Ilmu Eksakta, Fakultas Ilmu Sosial dan Pendidikan, dan Fakultas Agama Islam UNU Blitar, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa seseorang harus menjadi enabler leader atau pemimpin yang pemungkin. Bahwa tidak pernah ada sesuatu yang mustahil bagi pemimpin dalam menyelesaikan masalah.

ADVERTISEMENTS

“Kita harus bisa menjadi enabler leadership. Jadi bisa mencari kemungkinan-kemungkinan dan solusi dari berbagai perubahan-perubahan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Pengamat: Khofifah Jadi Titik Temu Koalisi di Pilkada 2024

Ia menambahkan bisa jadi orang lain menilai bahwa tidak mungkin atau impossible, namun dengan kepemimpinan yang baik justru menjadi mungkin.

“Yang mungkin dianggap orang lain impossible, karena dia punya enabler leadership, maka bagi dia bisa jadi possible. Dimana dia hadir, dia akan selalu bisa jadi problem solver dan dia akan selalu mengasah inovasi, kreativitas dan kolaborasi untuk kita mencari solusi dari berbagai tantangan,” kata Khofifah.

Selain itu, untuk menguasai peradaban dunia, mantan Menteri Sosial RI itu juga menekankan pentingnya listening society, schooling society, reading society, dan writing society. Sehingga tercipta masyarakat teredukasi yang dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman.

“Alhamdulillah, saya pikir sekarang society ini sudah menemukan tempat yang semakin kuat. Karena kita tidak bisa mencapai peradaban dunia tanpa memperkuat listening, schooling, reading, dan terakhir writing,” ujarnya.

Gubernur juga menekankan hal penting lainnya adalah menjaga toleransi dan moderasi untuk membangun bangsa. Terlebih lagi banyak situasi kritis terjadi akibat perpecahan.

Berita Lainnya:
Menpan-RB Siapkan Formasi Khusus Putra-Putri Terbaik Kalimantan

“Saat saya kunjungan kerja ke Mesir dan bersyukur bisa diterima Grand Syech Al-Azhar, beliau berpesan agar umat manusia bersatu jangan bercerai, bersatu jangan berpecah. Pesan ini bukan pesan sederhana. Karena bisa kita lihat bagaimana ekonomi dunia kemudian terpengaruh karena efek perang Rusia-Ukraina,” ujar dia.

Khofifah juga menambahkan, kekuatan Indonesia ada pada moderasi dan toleransi antarsesama. Indonesia memiliki 714 suku bangsa, namun dengan toleransi itu persatuan dan perdamaian tetap dapat terjaga.

Rektor UNU Blitar Prof. Moh. Mukri mengatakan kehadiran Gubernur di tengah prosesi wisuda dapat menjadi akar serabut para wisudawan dan wisudawati dalam membangun spirit kemajuan.

“Kita tidak ada pilihan selain menjadi orang-orang cerdas. Ke depan harus bisa bersaing dengan kota lain bahkan negara lain. Kalau tidak membaca dan belajar, kita menjadi bukan siapa-siapa. Jadi sekali lagi, kita tidak punya pilihan selain menjadi masyarakat yang intelektual,” kata Mukri.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi