Selasa, 23/04/2024 - 17:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Erdogan Kritik The Economist Ikut Campur dalam Pemilu Turki

ADVERTISEMENTS

Erdogan menjadi penguasa Turki sejak 2003.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ANKARA — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik media internasional The Economist yang baru-baru ini mengeluarkan artikel yang membahas pemilihan presiden dan parlemen negara itu. Menurut Erdogan, artikel tersebut berusaha menggiring opini publik dengan tulisan licik tentang pemilihan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Organisasi media internasional, yang bahkan tidak menangani pemilu di negara mereka sendiri dengan baik, mengikuti proses pemilu di Türki setiap hari. Mereka bahkan lebih dari sekedar mengikuti mereka dan mencoba untuk membimbing publik dengan tajuk berita tercela dan artikel licik yang mereka terbitkan,” kata Erdogan di sebuah acara di provinsi Denizli barat dikutip dari Anadolu Agency.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Israel Dikabarkan Serang Isfahan, Ini Respons Iran

Erdogan menyatakan, telah menyadari kondisi yang mengganggu media internasional itu sehingga menyerang pemilihan umum Turki dan berusaha ikut campur. Dia tidak merinci tentang alasan-alasan tersebut.

ADVERTISEMENTS

Sebuah artikel yang diterbitkan media yang berbasis di London itu menyerukan kepada pembaca untuk memberikan perhatian atas pemilihan Turki yang akan datang. Dalma tulisan itu menilai Ankara berada di ambang bencana di bawah kepemimpinan Erdogan. Erdogan pun langsung mengecam The Economist, dengan mengatakan “Majalah Inggris tidak dapat menentukan nasib Turki.”

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Apa Makna Kebangkitan Oposisi di Turki? 

Erdogan telah menetapkan 14 Mei adalah waktu yang paling cocok untuk mengadakan pemilihan parlemen dan presiden berikutnya. Sebagai penguasa Turki sejak 2003, dia menilai negara itu akan mengalami salah satu pemilihan yang paling kritis dalam sejarahnya. Erdogan pertama kali menjabat sebagai perdana menteri dan kemudian sejak 2014 terus memimpin Turki sebagai presiden usai mengubah aturan yang memfokuskan kepemimpinan terhadap jabatannya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi