Jumat, 19/04/2024 - 14:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Pemerintah Hitung Dampak Penurunan Minyak Dunia ke BBM Subsidi

ADVERTISEMENTS

Pemerintah juga sedang mengkaji potensi penurunan biaya avtur.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih memantau dampak tren penurunan harga minyak mentah dunia terhadap kemungkinan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di dalam negeri.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Harga minyak kita kan masih di bawah harga subsidi, jadi tentu akan kita monitor keberlangsungan penurunan harga minyak,” kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Selain itu, kata dia, pemerintah telah mengimplementasikan penggunaan campuran BBM solar dengan biodiesel sebanyak 35 persen atau B-35. Hal tersebut mengurangi impor solar dan juga menekan jumlah subsidi yang dikucurkan pemerintah untuk jenis BBM tersebut.

“Namun ini (penurunan harga minyak mentah dunia) terus kita akan pantau,” ujar Airlangga.

Berita Lainnya:
AirAsia: Malaysia Dominasi Kunjungan ke Indonesia 2023

Pemerintah juga sedang menyusun kebijakan untuk membuat biaya bahan bakar avtur menjadi lebih kompetitif. Kenaikan harga avtur telah memicu peningkatan tarif transportasi yang juga berimbas kepada kenaikan inflasi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ini akan dikalkulasi dan akan dirapatkan bagaimana kita bisa menurunkan biaya avtur,” kata dia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, harga minyak turun di perdagangan Asia pada Senin (30/1/2023) sore karena produsen global kemungkinan akan mempertahankan produksi dan investor berhati-hati menjelang pertemuan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang rentan memacu gejolak pasar.

Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 74 sen atau 0,8 persen, menjadi 85,92 dolar AS per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 61 sen atau 0,8 persen menjadi 79,07 dolar AS per barel.

Berita Lainnya:
Okupansi Hotel Selama Libur Lebaran Diproyeksikan Naik 10 Persen

Menjelang pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 31 Januari-1 Februari, pasar secara luas memperkirakan bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa perpanjangan kenaikan biaya pinjaman The Fed akan menghambat pertumbuhan permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar dunia.

“Kemungkinan terbebani oleh potensi kenaikan suku bunga dalam pertemuan Fed mendatang,” kata Kepala Analisis APAC,Serena Huang, di Vortexa, dalam sebuah surat elektronik.

Para menteri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, kemungkinan juga tidak akan mengubah kebijakan produksi minyak mereka saat ini ketika mereka akan bertemu secara virtual pada 1 Februari 2023.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi