Rabu, 24/04/2024 - 19:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Mantan Politikus Belanda yang Mualaf Kecam Standar Ganda Terhadap Muslim

ADVERTISEMENTS

Pembakaran dan perobekan Alquran harus dianggap sebagai ujaran kebencian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ROTTERDAM — Beberapa mantan politikus sayap kanan Belanda yang masuk Islam menyebut serangan terhadap kitab suci umat Islam baru-baru ini adalah kejahatan kebencian. Menurut mereka, Muslim menjadi sasaran standar ganda selama ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Salah seorang mualaf yang juga mantan politikus Arnoud van Doorn mengatakan dia menganggap tindakan pemimpin Pegida, sebuah gerakan Islamofobia terhadap Alquran sangat keterlaluan. Seperti diketahui, pada 23 Januari, Wagensveld merobek beberapa halaman dari salinan Alquran dan kemudian membakarnya di Den Haag.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sangat aneh ini diperbolehkan, terutama pada saat polarisasi di Belanda. Negara harus menyatukan kelompok etnis daripada terus-menerus mempermalukan dan meminggirkan etnis dan kelompok,” katanya, dilansir dari Anadolu Agency, Senin (30/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Amalan Rasulullah saat Makkah Diterjang Angin Kencang

Dia menggarisbawahi tindakan tersebut harus dianggap sebagai ujaran kebencian di seluruh Uni Eropa. Sementara beberapa pelecehan yang tidak menyangkut Muslim sangat direspons dengan kuat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Seperti yang Anda ketahui, ada standar ganda terhadap Muslim. Jika Anda membakar bendera Israel, itu menjadi antisemitisme, jika Anda membakar bendera pelangi, itu adalah ujaran kebencian. Mereka semua provokatif, itu semua tindak pidana. Tapi jika Anda membakar Alquran, merusaknya, atau mengolok-oloknya dengan cara lain, maka itu adalah kebebasan berekspresi,” katanya.

“Dengan cara ini, Anda mengatur latar belakang etnis satu sama lain dan menciptakan kebencian,” tambahnya.

Van Doorn juga mengatakan membiarkan insiden semacam itu di bawah perlindungan polisi akan menciptakan persepsi tindakan semacam itu dapat dilakukan dengan sangat mudah tanpa mendapat hukuman. “Langkah selanjutnya apa? Apakah Alquran akan dibakar, jendela masjid dipecah, masjid dibakar, sekolah Islam diserang, dan anak-anak Muslim dipukuli? Apa batasannya?” ujarnya.

Berita Lainnya:
Empat Hal yang Bikin Anda Kembali Bangun Sahur untuk Puasa Syawal

Islamofobia menjadi masalah besar yang terus berkembang

Adapun Joram van Klaveren, mantan anggota parlemen Partai Kebebasan yang menjadi Muslim saat menulis buku anti-Islam, mengatakan Pegida terus-menerus memprovokasi umat Islam. Padahal menghina suatu agama di Belanda adalah tindak pidana hingga 2014.

Dia menambahkan pencegahan polisi terhadap pembakaran Taurat pekan lalu di depan Kedutaan Besar Israel di Stockholm tampaknya menunjukkan izin untuk insiden semacam itu diberikan tergantung pada kitab suci mana. Menurutnya, membakar buku-buku suci bukan ekspresi opini, tapi kebencian. 

sumber : https://www.aa.com.tr/en/europe/ex-politicians-who-converted-to-islam-in-netherlands-slam-double-standards-against-muslims/2801501

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi