Kamis, 25/04/2024 - 19:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Rupiah Diyakini akan Menguat, BI Lihat 5 Sinyal Ini

ADVERTISEMENTS

Penguatan tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) yakin pasar rupiah akan terus menguat. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan keyakinan tersebut berdasarkan lima sinyal dari faktor fundamental.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Satu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dibandingkan ekonomi global meskipun ada revisi dari IMF,” kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (31/1/2023).

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dibandingkan sejumlah negara emerging market, Perry menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi 4,9 persen. Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi China bahkan hanya diprediksi 4,5 persen.

Berita Lainnya:
Kemenperin Selesaikan Regulasi Pendukung Permendag 36

 

Faktor kedua yakni inflasi yang rendah. Perry yakin, inflasi Indonesia pada semester I 2023 dan Indeks Harga Konsumen juga masing-masing akan di bawah empat persen.

 

Selanjutnya faktor ketiga yakni transaksi berjalan tahun lalu surplus. “Tahun ini transaksi berjalan masih imbang. Neraca pembayaran akan surplus,” tutur Perry.

 

Faktor keempat, Perry mengatakan imbal hasil yang menarik dari obligasi Indonesia. Lalu kelima yaitu komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah untuk mendukung ekonomi Indonesia.

 

Rupiah pada awal 2023 mengalami apresiasi, di mana sampai dengan 27 Januari 2023 menguat 3,89 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022. Penguatan Rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (3,83 persen), Filipina (2,30 persen), dan India (1,46 persen).

Berita Lainnya:
Pembangunan Bandara Pahuwato Telan Anggaran Rp 437 Miliar

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penguatan tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. “Ini sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda,” ungkap Sri Mulyani.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi