Kamis, 25/04/2024 - 15:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Cara-Cara Ekstrem Generasi Salaf untuk Senantiasa Mengingat Kematian 

ADVERTISEMENTS

Mengingat kematian merupakan kebiasaan generasi salaf terdahulu

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA— Kematian adalah keniscayaan bagi makhluk hidup. Tetapi terkadang, umat manusia kerap melalaikan salah satu dari garis ketetapan Allah SWT yang pasti itu. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj mengatakan, kematian hukumnya sunat. Karena itu, setiap mukallaf dianjurkan untuk banyak mengingat kematian. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sebab, mengingat kematian mendorong untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. 

ADVERTISEMENTS

Dalam Ihya Ulumiddin, Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa orang yang mencapai derajat ma’rifatullah akan selalu mengingat kematian, bahkan mereka justru menyambut maut datang, sebab kerinduan bertemu dengan Allah SWT. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Karena itu, para salafus saleh memiki beragam cara untuk selalu mengingatkan diri kepada kematian. Salah satunya, yakni dengan melakukan ziarah kubur. 

Berita Lainnya:
Cara Menghormati Masjid Sesuai Sunnah Nabi Muhammad

Sebagaimana disebutkan Imam al-Ghazali bahwa ziarah kubur bertujuan mengingatkan pada kematian dan mengambil pelajaran. 

Begitu pun dikatakan Imam Nawawi dalam Nashaihul Ibad ketika menjelaskan tentang tentang tujuan-tujuan ziarah kubur, di antaranya untuk mengingat mati dan akhirat.

Dalam sejumlah riwayat Rasulullah SAW pun menziarahi kuburan ibunya dan juga kuburan para sahabat di Baqi’. 

Dalam kitab Bidayah Wan Nihayah sahabat Ali bin Abi Thalib menyampaikan tentang mengingat kematian. Lalu Ali bin Abi Thalib pun menangis dan kaum Muslim di sekeliling nya pun ikut menangis.

Pada kitab Mukasyafah al-Qulub al-Maqarrib ila hadhrah ‘Allam al-Ghuyub, Imam Ghazali menjelaskan kisah tentang Shafiyah binti Huyay mengadukan kepada Aisyah tentang keadaan hatinya. Aisyah pun menyarankan kepadanya untuk mengingat kematian agar membuat hati menjadi lembut.

Berita Lainnya:
Lima Mukjizat Nabi Muhammad SAW Menurut Imam Al Ghazali

Sementara itu, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para ahli fikih setiap malam. Lalu, mereka membahas tentang kematian hingga mereka menangis. 

Umar bin Abdul Aziz meminta nasihat kepada seorang ulama. Ula ma tersebut mengingatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah yang akan meng alami kematian. Seketika ia pun menangis mendengarnya.

Sedangkan seorang ulama yang terkenal zuhud di generasi tabiin, yakni ar-Rabi bin Khutsaim sampai menggali kuburan di rumahnya. Ia berkali-kali tidur di liang kubur itu agar selalu bisa mengingat kematian. 

Ar-Rabi merasakan kegusaran dalam hatinya bila tidak mengingat kematian. Abubakar Muhammad bin Sirin atau dikenal Ibnu Sirrin jika diceritakan tentang kematian di sisinya, seluruh anggota badannya akan bergetar.    

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi