Rabu, 24/04/2024 - 01:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Ketahanan Pangan China Didukung Pengembangan Teknologi yang Memadai

ADVERTISEMENTS

merupakan penghasil beras terbesar di Asia dengan 6,5 ton per hektare.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 Usai revolusi budaya tahun 1966, China dikenal dengan daya tahan pangannya. Padi merupakan bagian penting bagi perekonomian nasional China. Negeri Tirai Bambu merupakan penghasil beras terbesar di Asia dengan 6,5 ton per hektare.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Awal mula keberhasilan China dalam memproduksi beras dimulai 1960-an. Tapi baru di pertengahan 1970-an China berhasil memproduksi padi hibrida yang sangat produktif hingga dapat mencakupi sebagian besar populasinya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Jiming Li, Yeyun Xin dan Longping Yuan dalam laporan Hybrid Rice Technology Development: Ensuring China’s Food Security untuk International Food Policy Research Institute pada 2020 mengatakan sejarah padi hibrida dimulai pada 1975 ketika China menanam padi hibrida di 373 hektar, hasil panennya melampaui benih padi biasa.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pemerintah Inggris Digugat Karena Masih Menahan Dana Bantuan UNRWA

Pada musim dingin di tahun yang sama, sekelompok peneliti dan teknisi padi hibrida datang Hainan untuk memproduksi benih padi hibrida di lebih dari 4.000 hektare lahan. Produksi benih massif ini memungkinkan China untuk memproduksi benih hibrida komersial skala besar pada 1976.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Kementerian Pertanian China menyetujui diseminasi skala besar padi hibrida dalam sebuah pertemuan 13 provinsi di Guangzhou pada 1976. Pada tahap awal ini, padi hidrida Shan- You dan Wei-You menempati di tanam di selatan China, sementara beras Li-You 57 dan Zhong-Za 1 yang merupakan padi hibrida japonica terbesar di Cina ditanam di utara.

Pada 1980-an padi hibrida masih mengalami banyak masalah salah satunya lemah pada penyakit. Pada pertengahan 1980-an, ilmuwan China berhasil mengembangkan benih yang lebih berkualitas dan menghasilkan produksi yang lebih banyak.

Berita Lainnya:
Qatar dan PBB Bahas Upaya Fasilitasi Bantuan Kemanusiaan

“Teknologi padi hibrida merevolusi praktik pertanian padi karena tidak seperti padi inbrida, tingkat pengelolaan padi hibrida berbeda-beda tergantung pada tahap pertumbuhannya. Karena itu penting untuk mengembangkan praktik pengelolaan lahan yang optimal untuk memanipulasi komponen panen seperti populasi tanaman dan struktur kanopi untuk mewujudkan panen ekonomis padi hibrida yang maksimal,” kata Li, Xin dan Yuan dalam laporan mereka.

Sejak 1996, China terus mengembangkan dan memperbaiki heterosis padi hibrida. Pada tahun 2020 China mengembangkan padi hibrida hasil ganda. Percobaan ini dipimpin oleh tim ilmuwan yang dibentuk oleh akademisi Yuan Longping yang juga membiakkan varietas padi hibrida pada 1970-an.

Perubahan iklim, penggunaan pupuk berlebih dan bencana alam menimbulkan tantangan bagi produksi padi China. Keberhasilan teknologi hibrida Cina didorong jumlah ilmuwan, infrastruktur dan dukungan pemerintah yang memadai.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi