Kamis, 18/04/2024 - 16:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Hari Hijab Sedunia, Bermula dari New York

ADVERTISEMENTS

Hari Hijab Sedunia di New York tahun ini dimeriahkan dengan fashion show.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Sejak 2013 lalu, 1 Februari telah ditetapkan sebagai World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia. Namun, mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang hari peringatan yang satu ini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Imam Besar Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali menjelaskan, peringatan Hari Hijab Sedunia ini ditetapkan melalui sebuah resolusi NYC Council Resolution (DPRD New York). Adalah Nazma Khan, seorang  perempuan keturunan Bangladesh di New York yang mencetuskan ide gerakan sederhana itu dan pada akhirnya mampu mendulang apresiasi dan perhatian dunia.

ADVERTISEMENTS

“Tentu mengagetkan karena Hari Hijab Sedunia bermula dari kota New York, Amerika Serikat, sebuah negara yang mungkin secara jumlah masih memiliki populasi muslim cukup rendah. Justru dengan situasi itu Hari Hijab Sedunia dicetuskan dan dikembangkan pertama kali di kota dunia ini,” ujar Imam Shamsi dalam keterangan tertulis yang diterima Republila.co.id, Kamis (2/2/2023).

Dengan meningginya Islamofobia, menurut dia, khususnya pascaperistiwa Nine Eleven pada 2001 lalu para muslimah yang  mengenakan hijab di negara ini kerap mendapat perlakuan kurang menyenangkan, bahkan tidak jarang kekerasan-kekerasan fisik (physical violence).

“Belum lagi stereotipe dan diskriminasi di tempat-tempat umum dan pekerjaan mereka,” ucap Presiden Nusantara Foundation ini.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Mengenal Tradisi Penggunaan Nama Kunya di Kalangan Orang Arab

Hal serupa ini, menurut Imam Shamsi, juga pernah dialami oleh Nazma Khan yang menjadikannya tidak tinggal diam. Perempuan asal Bangladesh yang berpenampilan sederhana ini justeru termotivasi oleh tangangan itu.

“Dia (Nazma) kemudian bangkit untuk melakukan koreksi sosial. Salah satunya dengan mengajak teman-teman perempuannya yang non-muslim untuk mencoba dan merasakan pengalaman mengenakan hijab,” kata Imam Shamsi.

Imam Shamsi mengatakan, aksi Nazma Khan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan respek kepada wanita yang memilih untuk mengenakan jilbab atau hijab. Bahkan lebih dari itu agar mereka bisa merasakan indahnya Islam termasuk memakai hijab.

Tumbuh besar di Bronx, New York City, Nazma Khan mengalami sangat banyak tindakan diskriminasi karena jilbabnya. Karena itu,  dia pun mulai berpikir untuk mengakhiri stigma dan diskriminasi tersebut, yaitu dengan mengajak rekan-rekna non-Muslim merasakan sendiri pengalaman bagaimana rasanya mengenakan hijab.  

Dari sanalah kemudian Nazma terpikir untuk menjadikan sebuah hari tertentu sebagai Hijab World Day. Nazma memulai ajakan itu dengan sekadar sebuah postingan di situs media sosialnya di Facebook pada Februari 2013 ketika itu.

Tak disangka, idenya ini mendapat respon yang sangat positif dari berbagai kalangan. Orang-orang dari berbagai negara seperti  Prancis, Australia, Inggris, Pakistan, hingga Jerman turut menunjukkan rasa ketertarikan mereka.

Berita Lainnya:
Gambaran Nabi Muhammad SAW dalam Perang: Sosok tidak Kenal Takut

Maka sejak itu, melalui lobi-lobi Komunitas Muslim dengan melibatkan tokoh-tokoh Muslim, bahkan antar agama, Nazma berhasil meyakinkan pemerintahan kota New York untuk menetapkan 1 Februari sebagai Hari Hijab Sedunia.

“Tahun ini di kota New York acara Hari Hijab Sedunia dimeriahkan dengan fashion show, menampilkan hijab dari berbagai belahan dunia. Komunitas Muslim Indonesia menampakkan pakaian Muslim batik asal Lombok dan Flores,” jelas Imam Shamsi.

Selain itu, menurut dia, juga dilangsungkan Konferensi Wanita (Women Conference) pertama dengan menghadirkan wanita-wanita Muslimah yang berhijab dalam berbagai profesi. Hadir di antaranya seorang ahli (insinyur) NASA, politisi, militer dan polisi, guru, artis, pebisnis, dan seterusnya.

Pesan khusus yang ingin disampaikan  tahun ini adalah bahwa hijab, selain memang simbol pengabdian dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, juga menjadi simbol kebanggaan dan identitas Muslimah. Dan yang terpenting juga bahwa hijab bukan halangan untuk sukses dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

“Dan yang juga membanggakan adalah Nusantara Foundation telah mengambil bagian penting dari sejarah ini. Dan setiap tahunnya juga menjadi sponsor utama dalam ragam acara sebagai rangkaian peringatan Hari Hijab Sedunia. Bravo!,” tutup Imam Shamsi.

 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi