Jumat, 31/03/2023 - 19:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

UPDATE TERBARU

BISNISEKONOMI

Ini Faktor yang Sebabkan ‘Bengkaknya’ Proyek Kereta Cepat

Perhitungan harga lahan di Indonesia berbeda dengan di China.

 JAKARTA — Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan cost overrun atau pembengkakkan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) terletak pada sejumlah komponen seperti harga lahan hingga persoalan frekuensi. Arya menyampaikan perhitungan harga lahan di Indonesia berbeda dengan yang terjadi di China yang mana pemerintah China dapat mengendalikan harga lahan. 

“Saya kasih contoh, kalau di China itu mana ada kenaikan harga tanah. Kalau sudah ditetapkan, mau 10-20 tahun proyek harganyq segitu. Kalau Indonesia, tiga bulan sudah berubah. Mereka (China) menganggap harusnya pemerintah bisa dong mengunci harga tanah, ya eggak bisa, kondisinya berbeda,” ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

BACAAN LAIN:
ET Kandidat Cawapres Teratas, Kiai Arif: Semakin Baik Regenerasi Kepemimpinan Nasional

Komponen berikutnya, lanjut Arya, meliputi menara Base Transreceiver Station (BTS) milik Telkomsel. Arya mengatakan proses pemindahan BTS tentu memiliki konsekuensi bisnis dalam kompensasi kepada Telkomsel. Arya menilai kondisi BUMN di Indonesia tentu berbeda dengan BUMN yang dimiliki China. 

“Soal frekuensi dianggapnya kan ini milik negara, iya benar, tapi pengelolaannya sudah diserahkan kepada Telkomsel. Mau Telkomsel BUMN atau bukan BUMN, di Indonesia itu dianggap kontrak bisnis, saat diambil Telkomselnya rugi karena ada biaya pengalihan dan sebagainya yang harus dikompensasi. Yang pasti kita minta BUMN jangan cari untung, tapi juga jangan rugi,  Telkomsel sudah oke,” ucap Arya.

Arya memastikan persoalan pembengkakkan biaya tak akan menghambat target operasi kereta cepat. Arya menyampaikan penyelesaian kereta cepat menjadi fokus utama Menteri BUMN Erick Thohir.

“(Proyek kereta cepat) ini progres. Salah satu tugasnya Pak Jokowi ke Pak Erick itu kereta cepat. Ini sedang berprogres, enggak jauh-jauh nanti berbarengan (operasi) sama LRT,” lanjut Arya. 

BACAAN LAIN:
Elektabilitas Erick Thohir Naik, PPP: Ini Menunjukkan 4 Hal Positif

Arya menyampaikan Indonesia dan China juga akan mencari jalan keluar atas persoalan pembengkakkan biaya agar tidak mengganggu target operasional yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Pasti nanti ada kesepakatan. Tunggu saja, namanya negoisasi. Tidak ngaruh ke timeline karena sudah ada komitmen kemarin waktu G20 antara Xi Jinping dan Pak Jokowi,” kata Arya.

 

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content