Jumat, 19/04/2024 - 16:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

RI Sudah Punya 111 Kawasan Industri Total 108,5 Ribu Hektare

ADVERTISEMENTS

Kawasan industri yang terserap oleh industri manufaktur mencapai 519,3 hektare

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Himpunan Kawasan Industri (HKI) mencatat, hingga saat inisudah terdapat 111 kawasan industri di Indonesia. Dari ratusan kawasan tersebut, total luasan kawasan industri sudah mencapai 108.563 hektare.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Ketua HKI, Sanny Iskandar, khusus pada tahun 2022 luasan area kawasan industri yang terserap oleh industri manufaktur mencapai seluas 519,3 hektare, mengalami sedikit penurunan dari serapan tahun 2021 seluas 6.272 hektare.

ADVERTISEMENTS

Adapun, seluruh kawasan industri saat ini telah berkembang di 23 provinsi yang dikelola oleh swasta maupun BUMN dan BUMD.

“Luasan penyerapan lahan di kawasan industri ke depan tergantung dari iklim investasi itu sendiri,” kata Sanny dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Berita Lainnya:
Penuhi Kebutuhan Nasabah Selama Lebaran, BSI Tetap Buka 570 Cabang

Sanny mengatakan, tren industri ke depan akan sangat mempengaruhi iklim investasi di kawasan industri. Sedikitnya ada tiga jenis industri yang bakal mengalami perkembangan pesat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pertama, industri yang berorientasi pada transformasi digital dan berteknologi tinggi. Kedua, industri otomotif, dan ketiga industri yang menerapkan ekonomi sirkular dengan transisi energi bersih.

Ketiga tren industri itu diproyeksi akan tumbuh pesat dan menjadi sektor-sektor yang banyak menyerap kawasan industri di Indonesia.

Namun, iklim investasi di kawasan industri bukan tanpa tantangan. Ia mengatakan dinamika permasalahan oleh dunia usaha saat ini masih banyak yang harus dibenahi dan disempurnakan.

Persoalan klasik yang masih menjadi momok dari para pelaku usaha yakni soal regulasi yang masih harus diharmonisasi. Selain itu juga soal ketersediaan infrastruktur dasar yang sangat penting untuk mendukung perkembangan kawasan industri yang saat ini masih banyak belum teratasi.

Berita Lainnya:
Pelni Kembali Layani Arus Balik Gratis untuk Sepeda Motor

Sebagai contoh seperti kebutuhan air baku untuk industri yang masih terkendala oleh regulasi. Yakni Undang-Undang Nomor 3 Tentang Perindustrian dan Undang-Undang Nomor 17 tentang Sumber Daya Air.

“Di undang-undang perindustrian jelas memprioritaskan kebutuhan air baku untuk industri. Namun di undang-undang sumber daya air terkesan ada pembatasan. Jadi dua hal ini kurang sinkron,” katanya.

Selain itu, persoalan daerah yang masih banyak belum menyelesaikan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Hal itu lantas menghambat iklim investasi di kawasan industri baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi