Rabu, 24/04/2024 - 04:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Bikin Stres, Bagaimana Caranya ‘Menjauhi’ Orang Toxic?

ADVERTISEMENTS

Sederhanakan hidup dan tinggalkan orang toxic agar terhindar dari stres.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Hampir semua orang pernah mengalami stres yang disebabkan berbagai hal. Untuk menghindari stres, Anda membutuhkan hubungan dan lingkungan yang positif sebagai pendukung. Namun sayangnya, tidak semua orang mengerti kebutuhan Anda. Bahkan, beberapa orang meremehkan Anda dan justru membuat semakin stres.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Orang-orang yang berpengaruh buruk kepada Anda atau dikenal juga sebagai toxic people dapat memengaruhi kesehatan mental. Mereka melakukan hal-hal yang merugikan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka mau tanpa memikirkan perasaan Anda.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sederhanakan hidup dan tinggalkan orang-orang toxic agar terhindar dari stres dan lebih bahagia,” kata CEO Stress Management Indonesia, coach Pris, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/3/2023

ADVERTISEMENTS

Menghindari berhubungan dengan orang-orang toxic di sekitar Anda dapat dimulai dari membatasi interaksi dengan mereka dan menyederhanakan hubungan kamu dengan orang-orang. Utamakan kebahagiaan Anda dan hindari orang-orang toxic melalui langkah-langkah berikut:

Kenali ciri-ciri dan perilaku orang-orang yang merugikan Anda

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Sering Banget Kena Pilek, Ini Penyebab Orang Baru Sembuh Sudah Sakit Lagi

Anda harus mengenali perilaku buruk dari orang-orang yang merugikan dan menyakiti secara mental maupun fisik dalam jangka panjang. Anda juga perlu mengenali apabila seseorang lebih banyak merugikan untuk mengetahui apakah mereka termasuk orang yang toxic. Perilaku buruk dapat memengaruhi kesehatan mental bila dibiarkan dalam jangka panjang. Jadi, hati hati dan kenali! 

Tetapkan batas-batas hubungan pada orang-orang toxic

Tidak harus dijauhi, tetapi Anda dapat menetapkan batasan pada orang-orang toxic supaya mereka mengetahui apa yang seharusnya tidak lakukan kepada dirimu. Dengan memberi batasan, orang-orang dapat belajar dari kesalahan dan merefleksikan diri sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali.

Menetapkan batasan juga dapat melindungi diri Anda dari perilaku-perilaku yang akan merugikan. Jangan ragu untuk menentukan batasan demi kesehatan mental.

Batasi hubungan dan interaksi sosial dengan orang-orang toxic

Setelah menentukan batasan, Anda dapat mulai mempraktikkannya. Tidak perlu banyak basa-basi menghadapi orang-orang yang toxic. Batasi dan saring hubungan dengan orang-orang yang merugikan.

Berita Lainnya:
Dokter: Puasa tak Berarti Otomatis Menurunkan Gula Darah Dalam Tubuh

Anda dapat memfokuskan hubungan dengan orang lain yang lebih baik dan menerima dirimu apa adanya. Mulai dari berhenti menghubungi orang-orang yang toxic. Dengan memfokuskan hubungan untuk jauh dari orang yang toxic, Anda bisa melewati hubungan yang baik dengan orang-orang yang lebih banyak membantu dan memiliki positive vibes.

Tanamkan self-love

Mencintai diri sendiri itu penting dan yang paling utama. Maka dari itu, Anda harus belajar memprioritaskan kesehatan mental diri sendiri.

Anda dapat belajar menanamkan self-love dengan menulis journaling. Anda dapat melihat kembali pencapaian selama ini, kelebihan diri, dan apa yang ingin dicapai pada masa depan. Dengan begitu, Anda akan dapat belajar untuk lebih mencintai diri sendiri. Dengan membatasi diri dari orang-orang toxic, Anda dapat memiliki hubungan dengan orang sekitar yang lebih sehat dan menguntungkan kesehatan mental. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi