Kamis, 18/04/2024 - 10:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Ekspor Melemah, BPS Ingatkan Windfall Harga Komoditas Mulai Lesu

ADVERTISEMENTS

Pertumbuhan ekspor tahun 2022 masih lebih lemah dari 2021.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kinerja pertumbuhan ekspor barang dan jasa sepanjang 2022 tumbuh impresif mencapai 16,28 persen. Ekspor juga tercatat memberikan kontribusi hingga 24,49 persen atau terbesar ketiga setelah konsumsi rumah tangga dan investasi terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kendati demikian, terdapat catatan yang perlu menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekspor tahun 2022 yang impresif itu nyatanya melemah dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh 17,95 persen.

ADVERTISEMENTS

Windfall (harga komoditas) ekspor masih berlanjut tahun 2022, tapi melemah akibat harga beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan,” kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin(6/2/2023).

Berita Lainnya:
Produk Sepatu Militer Asal Indonesia Diminati Arab Saudi

BPS mencatat komoditas unggulan yang mengalami penurunan harga yakni minyak sawit. Meskipun, volume dan ekspor minyak sawit masih mengalami peningkatan di tahun lalu.

Mengutip laporan ekspor dan impor BPS Januari lalu, pergerakan harga minyak sawit selama tahun 2022 memang mengalami penurunan. Rata-rata harga yang semula di kisaran 1.270 dolar AS per metrik ton di awal tahun anjlok hingga ke level 940 dolar AS per ton pada Desember 2022 atau turun sekitar 25,9 persen year on year.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Harga komoditas yang tinggi sebelumnya memang menguntungkan posisi Indonesia sebagai eksportir. Itu memberikan efek memberikan winfdall mendongkrak kinerja ekspor dan mendatangkan surplus neraca dagang.

Berita Lainnya:
Usai Korupsi Timah yang Fenomenal, DPR Soroti Ekspor Bangka Belitung Anjlok

“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah menunjukkan tren penurunan,” tegasnya.

Sejauh ini, komoditas utama yang lebih dominan mendorong ekspor Indonesia yakni bahan bakar mineral dengan pertumuhan 67,46 persen, diikuti besi dan baja 32,94 persen, sera kendaraan dan bagiannya 27,15 persen.

Selain ekspor barang, kinerja ekspor jasa juga mencatat pertumbuhan yang cukup positif sebesar 56,06 persen. “Ini seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandara internasional di mana jumlahnya naik 2.301 persen,” katanya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi