Selasa, 23/04/2024 - 23:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Menepis Anggapan Pedagang Pasar tak Bisa Punya Rumah Sendiri

ADVERTISEMENTS

Pedagang Pasar Cikarang bisa KPR Bank BTN melalui program BP2BT, subsidi Rp 40 juta.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tiap kali ada berita harga bahan pokok naik, mesti pedagang jadi sasaran untuk ditanyai soal apa sebabnya. Meski untung tak seberapa, mereka kerap kali dituntut untuk tetap menjaga harga agar terjangkau di kantong konsumen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Namun seringkali terlupakan, pedagang juga manusia yang punya banyak mimpi. Memang tak melulu soal uang yang banyak atau menjadi juragan. Tapi, jauh lebih mendasar dan kadang tak terpikirkan, apakah mereka punya tempat tinggal layak setelah seharian penuh berkeringat menjajakan dagangannya?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Bagi sebagian mereka yang berprofesi sebagai pedagang, memiliki aset properti bernilai ratusan juta boleh jadi menyilaukan. Selain karena sebagai pekerja informal, pendapatan pedagang pasar tentu tak stabil seperti umumnya karyawan tetap.

ADVERTISEMENTS

Namun, pemahaman itu kini sebatas klise. Sebuah stereotipe yang nir-relevan dengan kemajuan properti yang kian inklusif.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Hampir setahun, Yuli Sri Mulyati sudah menempati rumah barunya di sudut Bekasi. Yuli yang juga sebagai Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) wilayah Bekasi menjadi satu dari delapan pedagang Pasar Cikarang yang berhasil mencapai akad kredit kepemilikan rumah (KPR) Bank BTN melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dengan subsidi hingga Rp 40 juta.

Berita Lainnya:
Menkop UKM Perluas Akses Pembiayaan dan Investasi Perusahaan Rintisan

Dengan harga rumah sebesar Rp 168 juta, ia hanya perlu membayar Rp 128 juta dengan cicilan dua tahun pertama sebesar Rp 1,3 juta per bulan dan selanjutnya mengikuti suku bunga. Cicilan itu ia angsur dalam tempo 15 tahun.

Kepada Republika.co.id Yuli bercerita, harus ada kemauan dan tekad yang kuat sebagai pedagang jika ingin memiliki rumah dambaan. Sebab impian harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Langkah pertama yang ia siapkan, membuat Surat Kegiatan Usaha (SKU) sebagai legalitas usaha. Pedagang tak lagi perlu minder sebagai pekerja informal, karena yang terpenting mampu mengelola dengan baik usahanya bahkan terus berkembang. Toh, para konglomerat dulunya pedagang juga.

Tahapan kedua, Yuli harus memastikan riwayat kredit yang dimiliki harus sehat sebelum proses BI Checking. Proses BI Checking cukup menentukan seorang pedagang bisa atau tidak mendapatkan KPR rumah subsidi. Sebab itu mencerminkan kepatuhan terhadap kewajiban membayar cicilan.

Setelah dua proses utama itu dilalui, selanjutnya tinggal mengikuti proses dari BTN sesuai prosedur hingga bisa menginjakkan kaki di rumah sendiri. Yuli mengatakan, pengalaman yang ia dapatkan sekaligus membantah anggapan pedagang tak bisa memiliki rumah pribadi.

“Pedagang bisa punya rumah, yang penting mau usaha dan usahanya jelas. Rumah subsidi yang didapat juga bagus, berbeda dari anggapan dahulu kalau rumah subsidi itu seperti rumah burung,” ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini.

Berita Lainnya:
Realisasi Pasokan Gas ke Industri Pupuk tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Namun, ia menuturkan, kemudahan bisa mendapatkan rumah juga terbantu melalui program kerja sama antara Ikappi dan Bank BTN. Program fasilitasi KPR berbasis komunitas cukup memudahkan para pedagang yang tergabung dalam organisasi. Itu, dinilai Yuli sebagai satu terobosan besar menjawab tantangan kepemilikan rumah bagi sektor informal.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Yuli mengaku, para pedagang yang memperoleh KPR lantas ikut masuk menjadi nasabah Bank BTN. Rutin menabung. Artinya, secara langsung pedagang serta merta berperan dalam peningkatan inklusi keuangan nasional.

“Teman-teman pedagang satu per satu mulai membuat rekening Bank BTN. Dulu orang tahunya BTN itu kalau mau ambil KPR, ternyata bisa menabung juga. Alhamdulillah,” ucapnya.

Tercatat Ikappi sejauh ini menaungi sekitar 1,8 juta pedagang di seluruh Indonesia. Wakil Sekretaris Jenderal Ikappi, Teguh Setiawan, menjelaskan, sedikitnya lebih dari 800 ribu pedagang anggota Ikappi belum memiliki rumah sendiri.

Melalui fasilitasi kemudahan mengambil KPR, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota. Ikappi mendata sudah ada sekitar 500 pedagang yang sudah berhasil mencapai akad KPR di BTN.

“Anggota kami masih banyak yang hanya memiliki rumah warisan, sebagian besar kontrak. Maka dari itu, ini adalah program unggulan yang akan diteruskan di seluruh Indonesia,” kata dia.

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi