Sabtu, 20/04/2024 - 05:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Penderita DBD Mayoritas Usia 15-44 Tahun, Vaksin Dengue Penting Bukan Cuma untuk Anak!

ADVERTISEMENTS

Vaksinasi menjadi upaya efektif turunkan risiko dan kasus DBD pada orang dewasa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Vaksinasi demam berdarah atau dengue tidak hanya penting bagi anak-anak melainkan juga orang dewasa. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, proporsi penderita demam berdarah pada tiga tahun terakhir paling tinggi berada pada golongan umur 15-44 tahun.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dokter spesialis penyakit dalam Dr Sukamto Koesnoe mengatakan bahwa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) telah merekomendasikan vaksinasi sebagai upaya efektif dalam menurunkan risiko dan kasus demam berdarah pada orang dewasa usia 19-45 tahun.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Praktisi Kesehatan Sebut Kasus Infertilitas Banyak di Daerah Maju

“Intinya orang dewasa juga perlu mendapatkan vaksinasi demam berdarah, bukan hanya anak-anak,” kata dr Sukamto dalam diskusi media tentang demam berdarah di Jakarta, Senin (5/2/2023).

Dr Sukamto mengingatkan, semua orang dewasa memiliki risiko terinfeksi demam berdarah, terlepas dari usia, etnis, atau status sosial ekonominya. Karena itulah, vaksinasi penting bagi semua orang dewasa sebagai upaya pencegahan dari demam berdarah.

Berbagai faktor, seperti kondisi tubuh yang buruk, juga bisa membuat sistem antibodi pada orang dewasa menurun. Jika gejala demam berdarah yang dialami tidak segera ditangani, menurut Dr Sukamto, maka akan mengakibatkan kondisi penyakit yang memburuk sehingga sama sekali tidak bisa disepelekan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Vape Berpotensi Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

Meski demikian, vaksin demam berdarah tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui, orang yang memiliki riwayat alergi terhadap vaksin, serta penderita infeksi HIV baik bergejala maupun tidak.

“Jadi silakan dikonsultasikan ke dokter atau petugas medis sebelum divaksinasi,” kata dr Sukamto.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi