Sabtu, 20/04/2024 - 13:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sengkarut BRIN, Kawin Paksa dan Polarisasi di Tubuh Peneliti (Bagian 1)

ADVERTISEMENTS

Polarisasi yang terjadi di tubuh BRIN membuat lingkungan kerja tak sehat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Berbagai persoalan terjadi di dalam tubuh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Bagi peneliti di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN, Maxensius Tri Sambodo, masalah yang paling terasa sejak BRIN terbentuk adalah terjadinya polarisasi yang tidak sehat serta adanya perasaan seperti dikawin paksa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Di dalam tubuh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sendiri ada faktor tadi, polarisasi-polarisasi yang tidak sehat. Sementara teman-teman yang dari luar itu merasa mereka dilakukan suatu kawin paksa, dan mereka saat ini masih mencari bentuknya. banyak yang juga frustrasi menyesal kenapa gabung,” ujar pria yang kerap disapa Max itu kepada Republika, Rabu (8/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
KK Supermart Malaysia Dilempar Molotov, Gegara Jualan Kaus Kaki Tulisan 'Allah'

Soal polarisasi, dia menjelaskan, peneliti dan periset di LIPI seperti terpecah belah dengan berbagai narasi yang ada. Mulai dari peneliti yang pro satu pihak dengan pihak lainnya, generasi muda dengan generasi tua, hingga generasi yang antiperubahan dengan generasi yang suka dengan perubahan. Narasi-narasi itu dia sebut dibangun untuk melanggengkan suatu kekuasaan.

“Itu kan tidak boleh. Seseorang yang menolak perubahan bukan berarti dia antiperubahan. Mungkin dia punya cara lain untuk melakukan suatu perubahan. Tidak bisa kemudian dicap, ‘wah kamu antiperubahan’. Tidak begitu. Polarisasi-polarisasi yang dibangun ini menjadikan lingkungan kerja tidak sehat,” jelas Max.

Berita Lainnya:
Usai Diperiksa Selama 5 Jam di Kejagung, Sandra Dewi Minta Wartawan Jangan Buat Berita Bohong

Persoalan tersebut merupakan persoalan yang ada di LIPI selepas dilebur ke BRIN. Max juga mengungkapkan persoalan yang dia lihat terjadi di luar LIPI, yakni peneliti dan periset yang ada di lembaga lain.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Mereka, kata dia, seperti dikawin paksa. Dengan ekosistem kerja yang sudah nyaman di masing-masing lembaga, mereka dipaksa masuk BRIN. “Jadi apa yang saya lihat dalam tiga tahun ini, situasinya storm. Badai. Terus terjadi badai. Dan badai di dalam ini kan dilihat orang lain. Oh iya benar ini ada sesuatu kegelisahan. Sekarang kan harusnya gelisah itu diselesaikan, tapi pemerintah jalan terus,” kata dia.

Tidak Pancasilais

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi