Jumat, 19/04/2024 - 15:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Dingin dan Lapar Bayangi Pengungsi Gempa Turki dan Suriah

ADVERTISEMENTS

Kedinginan, kelaparan, dan keputusasaan mencengkeram ratusan ribu korban gempa

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

ANKARA — Kedinginan, kelaparan, dan keputusasaan mencengkeram ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal setelah gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah tiga hari lalu. Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat itu telah melewati 20.000 pada Kamis (9/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Penyelamatan seorang anak laki-laki berusia 2 tahun setelah terjebak selama 79 jam di reruntuhan bangunan di Hatay, Turki, dan beberapa orang lainnya membangkitkan semangat para kru pencari yang kelelahan.  Di provinsi Idlib Suriah, Munira Mohammad, seorang ibu dari empat anak yang melarikan diri dari Aleppo setelah gempa, mengatakan, para pengungsi membutuhkan penghangat dan persediaan makanan.

ADVERTISEMENTS

“Semuanya anak-anak di sini, dan kami membutuhkan penghangat dan persediaan. Tadi malam kami tidak bisa tidur karena sangat dingin. Ini sangat sangat buruk,” ujar Mohammad.

Ratusan ribu orang di Turki dan Suriah kehilangan tempat tinggal akibat gempa di tengah musim dingin.  Banyak yang berkemah di tempat penampungan darurat, di tempat parkir supermarket, masjid, pinggir jalan atau di tengah reruntuhan. Mereka sangat membutuhkan makanan, air, dan pemanas.

Di sebuah pom bensin dekat Kota Kemalpasa di Turki, orang-orang memilah-milah kardus berisi pakaian yang disumbangkan.  Di kota pelabuhan Iskenderun, wartawan Reuters melihat orang berkerumun di sekitar api unggun di pinggir jalan, di garasi dan gudang yang rusak.  Pihak berwenang mengatakan sekitar 6.500 bangunan di Turki runtuh dan banyak yang rusak.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Netanyahu Tolak Perjanjian Pertukaran Sandera dengan Hamas

Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan, korban tewas di Turki naik menjadi 17.406. Sementara di Suriah, lebih dari 3.300 orang tewas.

Di Kota Jandaris, Suriah, Ibrahim Khalil Menkaween berjalan di jalanan yang dipenuhi puing-puing sambil memegangi kantong jenazah berwarna putih. Menkaween mengatakan, dia telah kehilangan tujuh anggota keluarganya, termasuk istri dan dua saudara laki-lakinya.  

“Saya memegang tas ini ketika mereka mengeluarkan saudara laki-laki saya, dan anak laki-laki saudara laki-laki saya, dan kedua istri mereka, sehingga kami dapat mengemasnya dalam tas. Situasinya sangat buruk. Dan tidak ada bantuan,” ujar Menkaween.  

Pejabat Turki mengatakan sekitar 13,5 juta orang terkena dampak akibat gempa yang melanda daerah yang membentang sejauh 450 kilometer dari Adana di barat hingga Diyarbakir di timur.  Tim penyelamat mencari korban yang selamat di lokasi bangunan yang runtuh dalam kegelapan di Kota Adiyaman dengan suhu di bawah titik beku.

Tim sering menyerukan keheningan, meminta semua kendaraan dan generator dimatikan saat mereka mendengarkan suara rintihan korban yang tertimbun puing bangunan. Sejauh ini, masih ada beberapa tanda harapan.

Berita Lainnya:
Berniat Ziarah, Truk di Pakistan Terjun ke Jurang

Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan oleh tim penyelamat Rumania dan Polandia di Hatay. Anak laki-laki itu berhasil diselamatkan setelah terjebak di bawah reruntuhan selama 79 jam. Video yang dirilis oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) pada Kamis (9/2/2023) menunjukkan, anak laki-laki itu, mengenakan sweter bergaris biru, putih dan hitam.

Anak itu menangis saat diangkat dengan lembut dari lubang tempat dia terjebak. Anak tersebut kemudian dibawa pergi dengan selimut. Video lain dari IHH memperlihatkan seorang penyelamat yang telah berlumuran debu menangis tersedu-sedu setelah berhasil membebaskan seorang gadis kecil dari puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras.

Banyak orang di Turki mengeluhkan kurangnya peralatan, keahlian, dan dukungan untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan. Terkadang mereka mendengar teriakan minta tolong, tapi tidak bisa bergerak cepat karena keterbatasan peralatan.

Pada Kamis, Yunani mengirim ribuan tenda, tempat tidur dan selimut untuk membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Sementara intelijen satelit Israel membantu memetakan zona bencana di Turki dengan kemampuan pemetaan yang sebagian besar digunakan untuk operasi khusus.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi