Sabtu, 20/04/2024 - 16:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Jangan Anggap Remeh, 50 Persen Orang Periksa ke Dokter karena Gangguan Mental

ADVERTISEMENTS

Lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 YOGYAKARTA—Pakar kesehatan mental Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayi Suryo Prabandari menyebut hampir 50 persen masyarakat di Indonesia yang memeriksakan diri ke dokter terkait dengan gangguan kesehatan mental. “Hampir 50 persen pasien yang datang ke dokter itu berhubungan dengan psikologi,” ujar Yayi Suryo melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (14/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, ia menyebut lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

ADVERTISEMENTS

Menurut Yayi, para orang tua, guru, serta lingkungan sekitar perlu mengetahui gejala awal bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Gejala awal gangguan kesehatan mental, kata dia, dapat dilihat dari munculnya beberapa penyakit tertentu sampai menimbulkan stres, karena adanya perasaan tertekan, cemas atau tegang, sehingga menuntut tubuh seseorang untuk melakukan penyesuaian. “Dalam kondisi stres yang berkepanjangan perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang profesional,” katanya.

Berita Lainnya:
Cara Atasi Kantuk Saat Menyetir, Cocok Buat Anda yang Hadapi Arus Balik

Penyebab timbulnya stres, menurut Yayi, bisa disebabkan oleh pekerjaan hingga faktor ekonomi, relasi hubungan dengan pasangan dan orang tua yang tidak harmonis. Ia menyampaikan bahwa gangguan kesehatan mental bisa menimbulkan dampak pada gangguan secara fisik, pikiran dan emosional.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Adapun gejala umum stres yang ditemui pada gangguan fisik adalah mudah kelelahan, pusing, diare, tekanan darah naik, mual, sakit di dada, gemetar, sakit perut, sulit tidur, susah bernafas, peningkatan detak jantung, dan gatal-gatal di kulit.

Sementara itu, gangguan pikiran ditunjukkan adanya sulitnya konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah, dan gagal fokus.

Sedangkan gangguan pada emosional, lanjut dia, dapat dilihat dari tanda seseorang itu mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir), sering terlambat, terlalu sensitif, makanan yang kompulsif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras, obat dan rokok. Selanjutnya, gangguan dalam hubungan interpersonal dan perubahan pada pola tidur dan pola makan.

Yayi mengatakan jika dibiarkan berlarut, tingkat stres yang berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi dengan adanya gejala munculnya perasaan sedih yang berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan, perasaan merasa tidak berguna, gangguan tidur dan gangguan selera makan, menjadi tidak bersemangat, mengalami konsentrasi rendah dan perasaan tidak berdaya. “Depresi ini sangat berbahaya jika punya ide bunuh diri, dimulai dari mengurung diri, maka bisa memunculkan seseorang untuk ide bunuh diri,” kata dia.

Berita Lainnya:
Apakah Ada Manfaat Kurma Spesifik Buat Pria?

Menurut dia, gejala awal gangguan kesehatan mental perlu disosialisasikan pada orang tua dan guru di sekolah, sehingga bisa mendeteksi jika ada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental di awal.

“Bisa identifikasi, gejala depresi ringan dan sedang bisa konsultasi dengan profesional. Sayangnya tidak semua daerah punya psikolog di Puskesmas, apalagi ini belum menjadi program prioritas nasional,” ujar dia.

Sebagai Ketua Health Promoting University (HPU) UGM, Yayi menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan banyak kampus yang tergabung dalam jejaring kampus sehat untuk melakukan kegiatan pengabdian edukasi dan sosialisasi soal menjaga kesehatan mental di masyarakat. “Apalagi Fakultas Psikologi di Indonesia itu ada lebih dari 100,” kata dia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi