Kamis, 25/04/2024 - 13:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rusia Klaim Lebih dari 50 Negara Kirim Senjata ke Ukraina

ADVERTISEMENTS

Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu (4/2/2023), di tengah invasi Rusia. Prajurit Ukraina telah memasang senjata anti-pesawat S-60 era Soviet di truk untuk mobilitas dan kinerja pertempuran yang lebih baik. Kota garis depan Bakhmut, target utama pasukan Rusia, telah mengalami pertempuran sengit selama berbulan-bulan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA – Atase Pertahanan Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia Kolonel Maxim Lukianov mengatakan lebih dari 50 negara mengirimkan bantuan senjata kepada Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Anda bisa lihat, Ukraina dapat banyak bantuan militer dari negara-negara lain,” kata Lukianov dalam arahan pers di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Idul Fitri, Umat Islam di Berbagai Negara Panjatkan Doa untuk Rakyat Palestina

Hingga saat ini, Rusia sudah menghancurkan 385 pesawat, 208 helikopter, 3.121 pesawat tak berawak, 404 sistem rudal penangkis serangan udara, dan 4.091 meriam artileri.

ADVERTISEMENTS

Lukianov mengatakan Rusia tidak berniat menghancurkan semuanya dan perlahan membebaskan Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur yang menjadi pangkal konflik Ukraina dan Rusia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kami berusaha mengamankan infrastruktur dan warga sipil,” tegas Lukianov.

Lukianov menyatakan tugas operasi militer khusus Rusia adalah apa yang disebut Rusia dengandenazifikasi dan demiliterisasi.

Berita Lainnya:
Perayaan Paskah Warga Tepi Barat yang Serba Terbatas

Pada 2014, berdasarkan perjanjian Minsk, warga Luhansk dan Donestk setuju berintegrasikan kembali dengan Ukraina dengan syarat khusus mendapatkan status otonomi khusus dari pemerintah Ukraina.

Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgiena Vorobieva mengatakanalih-alih berusaha beradaptasi dengan perjanjian Minsk, Ukraina melancarkan serangan militer ke Luhansk dan Donetsk.

Vorobieva mengatakan sekitar 40.000 orang tewas dan Rusia mengambil tindakan balasan untuk melindungi keamanan dan warga Luhansk dan Donetsk.

“Ini pada dasarnya tindakan melindungi diri,” kata Vorobieva.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi