Selasa, 23/04/2024 - 16:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Kisah Imam Hasan Al Bashri dan Ibu dalam Keranjang

ADVERTISEMENTS

MAKKAH — Dikisahkan, Suatu ketika Imam Hasan al Bashri Rahmatullah alaih , seorang ulama besar dari kalangan tabiin, melihat seorang laki-laki tawaf mengelilingi Baitullah. Laki-laki itu tawaf dengan membawa sebuah keranjang besar yang terbuat dari daun kurma.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hasan Al Bashri menegur laki-laki tersebut dengan berkata, “Wahai paman, lepaskanlah keranjangmu, hormatilah kecuian Baitullah.”

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Saat laki-laki itu mengetahui orang yang menegurnya adalah Imam Hasan Al Bashri, seorang ulama besar, maka dia menjawab sekaligus bertanya:

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Wahai Syekh, di dalam keranjang ini ada ibuku. Aku telah menggendongnya di bahuku sebanyak tujuh kali haji. AKu menggendongnya dari kediamanku di Syam yang paling jauh hingga ke sini. Aku mengelilingi tempat-tempat pelaksanaan haji dan juga Baitullah sambil menggendongnya, maka apakah aku sudah memenuh hak-haknya?”

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Begini Cara Para Sahabat Belajar Alquran dari Rasulullah SAW

Hasan Al Bashri menjawab, “Seandainya engkau menggendongnya di atas bahumu selama 70 tahun dari belahan bumi yang paling jauh, maka itu pun belum memenuhi hak ibumu dan barangkali apa yang telah engkau lakukan itu hanya untuk satu kali engkau berputar di dalam perutnya.”

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kisah ini diceritakan oleh Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al Faqih al-Hanafi atau lebih dikenal dengan nama Imam Abu Laits Al Samarqandi (wafat 373 H). Kisah ini dimasukkan dalam buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah yang ditulis oleh Syekh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny.

Sementara, dalam buku Ibumu Surgamu karya Ustadz Thoriq Aziz Jayana yang diterbitkan oleh DivaPrezz, dijelaskan bahwa, sebesar apapun kebaikan kita terhadap ibu, tak akan pernah setara dengan jasa dan pengorbanan ibu untuk anak-anaknya. Harta yang kita berikan kepada ibu ketika ia telah tua renta, tak akan pernah menggantikan setetes air susu ibu yang ia berikan kepada kita.

Berita Lainnya:
Hamas Kutuk Pembunuhan yang Dilakukan Israel Pada Dua Warga Sipil tak Bersenjata

Mengapa tak pernah sebanding?

Karena ibu adalah penyambung hidup anaknya. Sejak dalam kandungan hingga berada di dunia, jasa-jasa ibu akan selalu ada.

Seandainya ibu tak punya kasih sayang, mungkin anak itu sudah dibiarkan mati di perutnya. Seandainya ibu tak ikhlas merawat anaknya, mungkin anak tersebut akan dibuang ke hutan menjadi santapan hewan buas.

“Jika ibu tak berjasa kepada anaknya, mungkin anak tersebut bukanlah apa-apa sampai saat ini,” ujar Ustadz Thoriq.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi