Jumat, 19/04/2024 - 09:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Stok Minim! Retail Modern Minta Bulog Perbanyak Pasokan Beras Medium

ADVERTISEMENTS

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey (tengah) berbincang saat meninjau beras Bulog untuk Retail di Hypermart Puri Indah, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Peninjauan tersebut dalam rangka monitoring ketersediaan dan harga pangan menjelang hari besar keagamaan dan Nasional Idul Fitri tahun 2023. Beras bulog yang dijual di toko ritel tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam rangka stabilisasi harga beras di tingkat konsumen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Modern (Aprindo) meminta Perum Bulog untuk memperlancar pendistribusian beras operasi pasar jenis medium di toko retail modern. Sebelumnya, Aprindo telah meneken perjanjian pemasokan beras medium Bulog untuk program Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga akhir 31 Desember 2023.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Bulog Serap 64 Ribu Ton Beras Selama Musim Ramadhan dan Lebaran

“Kita berharap (beras) dilancarkan, kita sudah MoU dengan Bulog. Setiap minggu kita evaluasi,” kata Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey saat ditemui disela Pertemuan Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

ADVERTISEMENTS

Roy menuturkan, Perum Bulog melalui kantor-kantor wilayah sudah berkolaborasi dengan anggota Aprindo se-Indonesia. Di mana, toko retail akan menerima beras Bulog dalam kemasan lima kilogram dan dijual sebesar Rp 47.250 atau Rp 9.450 per kg sesuai dengan aturan harga eceran tertinggi (HET) Beras.

Meski demikian, Roy memaklumi proses pendistribusian beras Bulog ke retail modern memang membutuhkan waktu. Terutama karena adanya keterbatasan mesin pengemasan, tenaga sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk menyiapkan beras kemasan medium di retail.

“Kita sudah ada kordinasi dengan Kelapa Bapanas (Badan Pangan Nasional) di mana Aprindo punya anggota yang kosong biar diutamakan untuk dipasok. Jadi mereka (Bulog) lagi bekerja terus, maksimal. Ini tidak mudah tapi mestinya bisa terurai, masih bisa dapat terurai,” ujar Roy.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Wings Air Tawarkan Rute Alternatif Batulicin-Makassar Lewat Banjarbaru

Diketahui, beras tersebut sebagian besar juga berasal dari impor asal Thailand yang baru masuk. Total beras yang diimpor sebanyak 500 ribu ton sejak Desember 2022 dan baru rampung pada pekan lalu. Selain dari Thailand, Bulog juga mengimpor beras dari Vietnam, Myanmar, dan Pakistan.

Roy menambahkan, beras Bulog yang masuk ke retail modern kebanyakan baru menjamah kota-kota besar terutama wilayah Jabodetabek. Itu karena faktor jarak dan logistik. “(Wilayah) Timur belum, kan lewat kapal. Bersamaan dengan pengiriman itu, bersamaan beras makin habis. Makanya fluktuasi dan harga beras (non Bulog) itu tembus HET karena tidak ada barang. Belum panen raya,” kata dia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi