Kamis, 18/04/2024 - 22:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Perubahan Arah Kiblat, Apa yang Terjadi di Madinah?

ADVERTISEMENTS

Saat Nabi Muhammad di Makkah, dia diperintahkan menghadap ke Yerusalem ketika sholat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Umat Muslim melakukan ritual Tawaf (berputar-putar) di sekitar Kabah di Masjidil Haram, situs paling suci umat Islam selama ziarah haji di Makkah, Arab Saudi, 07 Juli 2022. Perubahan Arah Kiblat, Apa yang Terjadi di Madinah?

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Sebuah peristiwa penting terjadi sekitar 16 atau 17 bulan setelah Nabi Muhammad SAW menetap di Madinah. Itu merupakan perubahan kiblat umat Islam ketika mereka sholat.

Dilansir dari About Islam, Selasa (28/2/2023), saat Nabi Muhammad masih di Makkah, dia diperintahkan menghadap ke Yerusalem ketika beliau sholat. Umat ​​Islam mematuhi perintah Ilahi ini dan terus melakukannya setelah mereka berhijrah ke Madinah. Di sana mereka berhubungan dekat dengan orang Yahudi.

Berita Lainnya:
Bagaimana Wujud Setan Sebenarnya, Benarkah Buruk Rupa Seperti di Film Horor?

Sementara orang-orang Yahudi menggunakan fakta bahwa umat Islam mengadopsi kota suci mereka sebagai kiblat untuk mengklaim Yudaisme adalah agama yang benar. Dan bahwa Muhammad dan para sahabatnya harus mengadopsi Yudaisme, bukannya mengajak orang Yahudi untuk menerima Islam.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Hampir 18 bulan setelah hijrahnya Nabi ke Madinah, wahyu Alquran yang baru menginstruksikan Nabi SAW dan umat Islam untuk menghadap ke Ka’bah di Mekkah ketika mereka sholat. Nabi sendiri sangat senang dengan perubahan ini, yang sangat dia inginkan, tetapi dia tidak berani memintanya.

Di samping itu, orang-orang Yahudi di Madinah membalas dengan kampanye kritik yang berkelanjutan. Hal ini karena mereka merasa perubahan itu membuat mereka kehilangan argumen untuk menolak menerima Islam.

Berita Lainnya:
Membangun Akhlak Mulia dengan Bersikap Jujur

Orang Yahudi menyatakan, jika itu benar, bahwa umat Islam harus menghadap ke Yerusalem dulu dalam sholat mereka, maka arah baru itu salah. Mereka juga mengatakan kepada umat Islam:

“Sholat-sholat Anda mulai sekarang tidak akan ada nilainya. Sebaliknya, jika arah baru itu benar dan Kabah adalah kiblat yang sebenarnya, maka sholat Anda di masa lalu menjadi sia-sia”.

Orang-orang Yahudi juga berargumen Tuhan, Tuhan Yang Mengetahui segalanya, tidak mengubah instruksi-Nya dengan cara itu. Mereka menyatakan, perubahan itu dengan jelas menunjukkan Nabi Muhammad tidak benar-benar menerima wahyu apapun dari Tuhan. Kepastian itu diperlukan dan, memang, disediakan dalam bagian panjang dalam Alquran, yang dimulai dari ayat 106 sampai ayat 150 dalam Surah Al Baqarah.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi