Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat konferensi pers di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). Ridwan Kamil atau Kang Emil resmi bergabung dengan Partai Golkar setelah Ketua Umum Airlangga Hartarto menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) dan jas warna kuning Partai Golkar.
BANDUNG — Partai Golkar optimis memenangkan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jawa Barat pada tahun 2024. Apalagi saat ini mereka memiliki sosok Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sudah bergabung dengan partai.
“Bergabungnya kang Emil, kami partai Golkar Jabar sangat bersyukur dan mungkin juga secara nasional karena gubernur berprestasi, follower 20 juta gubernur selalu jadi newsmaker,” ujar Sekretaris Umum DPD Partai Golkar Jabar MQ Iswara saat acara pendidikan politik bagi fungsionaris DPD Partai Golkar Kota Bandung, Jumat (3/3/2023).
Ia berharap kehadiran Ridwan Kamil dapat mendongkrak kemenangan partai Golkar secara nasional. Peringkat partai Golkar di Jawa Barat berdasarkan hasil survei berada di urutan kedua. “Survei terakhir Golkar posisi kedua di Jawa Barat, mudah-mudahan masuk kang Emil Golkar bisa menjadi pemenang,” katanya.
Iswara mengatakan kemenangan Partai Golkar di Jawa Barat menyumbang suara secara nasional. Suara di Jawa Barat disebut mencapai seperlima dari suara di Indonesia.
Ia melanjutkan Partai Golkar menargetkan kemenangan pemilu di Jawa Barat 60 persen. Provinsi Jawa Barat, Iswara mengatakan partai sudah memiliki 193 kursi dan diharapkan pada tahun 2024 menjafi 294 kursi sedangkan kursi di DPRD Jabar saat ini terdapat 16 kursi dan ditargetkan menjadi 25 kursi.
Selain itu, Partai Golkar bulat mengusung Airlanggo Hartanto dengan memenangkan pemilihan presiden (pilpres).
Ketua DPD Golkar Kota Bandung Edwin Sendjaya menargetkan dapat memperoleh 10 kursi di pileg tahun 2024. Dengan kemenangan tersebut maka peluang memenangkan pemilihan Wali Kota Bandung lebih besar.
Ia mengatakan 52 pemilih di Bandung merupakan generasi milenial. Oleh karena itu pendidikan fungsionaris kepada para kader diberikan materi tentang media sosial dan SEO.
Sumber: Republika
