Jumat, 26/04/2024 - 02:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Jelang Ramadan, Harga Gas Melon Subsidi Masih Diatas HET

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Jelang Ramadan Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Aceh, masih menemui harga LPG 3 kg dijual di atas harga enceran tertinggi (HET) capai Rp 40 ribu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hal itu diketahui, saat Hiswana Migas mengecek beberapa gas yang digunakan oleh pedagang kaki lima di kawasan Tugu Darussalam. Ia meminta pemerintah di Aceh untuk menertibkan pengecer ilegal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Sejumlah pedanggang kuliner di kawasan Darussalam mengeluh, Harga LPG 3 Kg mencapai Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu, jauh dari harga yang di tetapkan pemerintah yaitu Rp 18 ribu,” kata Nahrawi, Senin (20/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurutnya, pedanggang mengeluh sulitnya mendapatkan LPG 3 kg di pangkalan, karena kuota terbatas, dan mereka lebih mudah mendapatkan di kios kios pengecer, namun harganya mencapai dua kali lipat dari harga pangkalan.

ADVERTISEMENTS

“ ini sangat aneh, dari mana LPG 3 kg yang di jual di kios kios, yang seharusnya lpg tiga kilogram hanya di jual di pangkalan, sebut nahrawi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Nahrawi mendesak intansi terkait untuk memperketat pengawasan peredaran LPG 3 kg di Aceh, sehingga LPG yang di peruntukkan untuk masyarakat miskin tersebut benar-benar tepat sasaran.

Berita Lainnya:
PGRI Aceh Besar Gelar Diskusi Wujudkan Sekolah Aman Tanpa Kekerasan

Apalagi, kata dia, beberapa hari lagi akan memasuki bulan suci ramdhan, tinggkat kebutuhan LPG akan lebih banyak.

“jika tidak di perketat pengawasan penjualan LPG 3 kg ini, saya kwatir bulan ramadhan usaha mikro khusunya para pedanggan kuliner akan semakin sulit mendapatkan LPG melon tersebut,” ungkapnya.

Sulitnya mendapatkan LPG 3 kg di akui Siti Nasuha, penjual nasi di kawasan lapangan tugu Darussalam, menurutnya, untuk jualan mereka membutuhkan dua hingga tiga tabung perhari, tapi yang mereka dapatkan di pangkalan hanya satu tabung dalam satu minggu,

“yang kita dapatkan dipangkalan hanya satu dalam seminggu, sementara kita perhari butuh LPG 3 kg sebanyak tiga tabung, terpaksa harus kita beli di kios kios pengecer yang harganya capai Rp 38.000.”keluhnya.

Selain itu menurut Siti, mengantri di pangkalan kadang sering mengecewakan, karena setelah sekian lama menunggu, LPG juga tidak bisa kita dapatkan karena sudah habis.

Hal senada juga di sebutkan , Fatimah, penjual gorengan di kawasan Darussalam,Menurutunya, LPG 3 kg di pangkalan rutin masuk setiap minggu, tapi karena jumlah terbatas, mereka kadang hanya bisa mendapatkan LPG satu tabung, malah pernah tidak mendapatkan meski telah mengantri lama,

Berita Lainnya:
Pangdam IM Niko Fahrizal Dukung Gerakan Tanam di Aceh Besar

“Kami tidak tau mau mengadu kemana, kami jualan untungnya hanya sedikit, kalau kami gunakan LPG yang 12 kilogram akan merugi kami, karena harganya sangat mahal,” ujarnya.

Selain Siti Nasuha dan Fatimah, seorang penjual bakso goreng, Nurhafni meminta pemerintah Aceh untuk memberi Alokasi LPG 3 kg secara khusus bagi mereka usaha kuliner. Sehingga mereka akan tetap bisa jualan.

“Jika LPG 3 kg di jual Rp 25.000 pertabung terasa sudah cukup baik bagi kami, dari pada sekarang harus membeli capai Rp 40.000 pertabung, sangat tidak wajar bila dibandingkan harga yang di tetapkan pemerintah hanya Rp 18.000 pertabung,” ungkapnya.

Nurhafni berharap, pemerintah bisa memantau kembali penjualan LPG, karena sangat memberatkan bagi mereka jika setiap hari harus mengeluarkan modal terlalu banyak untuk membeli LPG 3 kg.

“Di pangkalan LPG tidak cukup, tapi di kios kios banyak, dan dijual dengan harga tinggi, ini dari mana,” kata dia.[]

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi