“Tidak ada intelijen atau penilaian baru yang kredibel yang menunjukkan bahwa Irak telah memulai kembali program WMD dan bahwa mereka merupakan potensi ancaman,” kata mantan perwira itu, berbicara tentang periode awal 2002. “Saya pikir dari sudut pandang pemerintah itu adalah satu-satunya hal yang dapat mereka temukan…. WMD adalah satu-satunya pasak tempat mereka dapat menggantungkan legalitasnya.”
Informasi intelijen yang ada pada musim semi tahun 2002 tidak merata. Agen-agen lama MI6 di Irak hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada informasi sama sekali tentang senjata pemusnah massal. Intelijen-intelijen baru pun hampir putus asa untuk mencari senjata pemusnah massal ataupun mendukung invasi.
Orang dalam lainnya ingat memecahkan kode pesan yang mengatakan “tidak ada peran yang lebih penting” bagi dinas intelijen selain meyakinkan publik Inggris tentang WMD jadi alasan untuk bertindak. Mereka mengatakan bahwa pertanyaan diajukan jika ini sesuai, dan pesan tersebut telah dihapus.
Sumber: Republika