Kamis, 25/04/2024 - 17:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sesak Nafas Hingga Kuku Lepas, Sekilas Derita Warga di Jalur Tengkorak

ADVERTISEMENTS

Sejumlah bocah dengan mengenakan masker bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Si Pitung, kawasan Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Selasa (15/3/2022). Forum Masyarakat Rusunawa Marunda dan sekitarnya (F-MRM) menyatakan bahwa saat ini di lingkungan tempat tinggal mereka sedang mengalami pencemaran lingkungan debu batu bara dalam bentuk flying ash bottom ash (FABA) atau debu yang terbawa angin berasal dari bongkar muat batu bara di Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Oleh: Zainur Mahsir Ramadhan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Anak saya usianya dua bulan, semua kukunya lepas,” kata salah satu warga Rusun Marunda Tower D3, Ratnawati (32 tahun) kepada Republika, belum lama ini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Anak ketiga Ratna itu adalah salah satu warga terdampak debu dan polusi batubara. Sejak mengandung, melahirkan hingga merawat Khanza (2 bulan) di rusun, Ratna hanya bisa memintanya untuk berdiam di dalam rumah.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Sekjen PDIP soal Pilwakot Solo 2020: Kami Khilaf Ketika Dulu Calonkan Gibran

“Dokter bilang itu karena debu, jadi diminta jangan keluar rumah dulu. Tapi dokter tidak tahu, debu batubara masuk ke tempat tinggal saya lebih parah dibanding asap jalanan,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Tumbuh kembang anak pertama dan kedua Ratna di Rusunawa Marunda, tidak berbeda jauh. Berbagai gejala sesak nafas hingga luka hitam bekas garukan menjadi dampak yang umum.

Sebenarnya, penyempitan saluran pernafasan melalui paru-paru ini tidak hanya dialami anak-anak Ratnawati saja. Para orang tua, muda-mudi maupun lansia, termasuk Ratna, juga mengeluh hal yang sama.

Berita Lainnya:
Ahad Pagi, Kualitas Udara di Jakarta Kondusif untuk Aktivitas Luar Ruang

Tarmidi (56) warga lainnya, pun demikian. Ihwal sesak nafas dan gatal yang dialami bukan masalah satu-satunya. Dia menyebut, ada efek lain. “Mata terasa perih dan panas, sudah berhari-hari konsumsi obat dokter, hasilnya sama saja,” kata Tarmidi. 

Namun demikian, meski ada pemeriksaan di puskesmas terdekat, dia masih enggan memeriksakan rontgen dan pengurusan yang lebih rinci ke pengobatan mutakhir di rumah sakit. Alasannya, bukan hanya biaya, melainkan juga pengorbanan waktu untuk bekerja.

Sambil menunjukkan catatan kesehatannya, Tarmidi kecewa, tidak ada peran dari pemerintah sama sekali untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini. “Kami seperti masyarakat buangan,” kata Tarmidi.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi