Rabu, 17/04/2024 - 04:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BOLALIGA INGGRIS

Ozil Pensiun, Cerita Ketegangan dengan Mourinho di Madrid Muncul Kembali

ADVERTISEMENTS

 ISTANBUL — Mesut Ozil menyampaikan keputusan gantung sepatu. Lewat akun Instagramnya, Rabu (22/3/2023), Ozil menilai sudah waktunya ia mundur dari lapangan hijau setelah gagal berkontribusi maksimal untuk timnya Istanbul Basaksehir akibat rentetan cedera.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Pria berusia 34 tahun mengakhiri perjalanan kurang lebih 18 tahun sebagai seorang profesional yang membuatnya bermain untuk FC Schalke, Werder Bremen, Real Madrid, Arsenal, Fenerbahce, dan Istanbul Basaksehir. Sang playmaker memenangkan Piala Dunia bersama timnas Jerman pada tahun 2014 dalam puncak kariernya di panggung lapangan hijau.

ADVERTISEMENTS

Mundurnya Ozil mengingatkan kembali publik dalam sejumlah cerita di balik layar sepanjang kariernya yang dingkapkan lewat buku biografi. Salah satunya ketika ia terlibat ketegangan dengan Jose Mourinho ketika keduanya bekerja sama di Real Madrid.

ADVERTISEMENTS
Promo Takjil Bank Aceh Syariah

Saat itu Los Merengues resmi mendatangkan Ozil usai penampilan mengilapnya bersama timnas Jerman pada 2010. Meski mencetak 27 gol dan 81 assist dalam 159 pertandingan untuk El Real, gaya bermain Ozil yang lamban tidak selalu sesuai dengan selera Mourinho.

ADVERTISEMENTS
Promo Pembiayaan Ramadhan Ekstra Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dani Alves Dibebaskan dari Penjara dengan Jaminan, Tunggu Banding Vonis Kasus Pemerkosaan

Dilansir Mirror, Kamis (23/3/2023) keduanya berselisih karena perbedaan pendapat. Ozil membagikan kisah keteganganya bareng juru taktik asal Portugal dalam buku berjudul Gunning for Greatness.

Saat itu kata Oezil, Mourinho mengeluarkan cacian kepadanya di lapangan. Pelatih AS Roma itu mengkiritisi jika satu atau dua operan indah tidak cukup membantu permainan tim.

ADVERTISEMENTS
Ramadhan Berbagi Bersama Bank Aceh Syariah

“Dia tidak menunjukkan emosi. Hanya menunggu tanggapan dari saya. Betapa saya membencinya sekarang. Meski, sebenarnya saya mencintai Mourinho,” tulis Ozil.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses Pelantikan dan Setijab Mayjen TNI Niko Fahrizal

Selepas peluit turun minum, Ozil yang marah karena ucapan Mourinho melempar bajunya ke arah allenatore berusia 60 tahun di ruang ganti. Dalam buku tersebut, Ozil menceritakan perkataan Mourinho kemudian kepadanya.

ADVERTISEMENTS
Semarak Ramadhan 1445 H bersama Bank Aceh Syariah, Diskon Belanja 50%

“Oh, kamu menyerah sekarang? Kamu pengecut sekali. Apa yang kamu inginkan? Merangkak di bawah pancuran air hangat? Merenung? Atau kamu ingin membuktikan kepada sesama pemain, penggemar di luar sana, dan aku, apa yang bisa kamu lakukan,” tulis pria asal Jerman berdarah Turki.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh - Telkomsel, Beli Paket Data mulai dari 110K OMG melalui Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Periode 11 Maret - 11 April 2024

Insiden ini bisa diaetikan sebagai ‘lompatan kepercayaan’ bagi Ozil. Bahkan, perselisihannya dengan Mourinho diceritakan di bagian depan buku Gunning for Greatness.

AADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Klasemen Liga Primer Inggris: Liverpool Geser Arsenal dari Puncak Klasemen

Tindakan itu nyatanya berubah menjadi momen formatif dalam karier Ozil. Kebencian awalnya terhadap Mourinho karena gaya manajemen manusianya yang unik, menjadi motivasi baru dalam dirinya selama menjadi pesepak bola dunia.

Wartawan olahraga Kai Psotta, yang membantu Ozil menulis buku tersebut, mengatakan kepada GOAL tentang proses pemikiran sang pemain.

“Dia menyadari bahwa bukanlah reaksi yang tepat untuk berlari ke kamar mandi dan mengecewakan rekan satu tim dan juga memahami bahwa tidak cukup hanya bermain bagus tetapi Anda harus selalu memberikan 100 persen,” ungkap Kai Psotta.

Dari Mourinho justru Ozil belajar tentang memberikan segalanya untuk tim pun bekerja keras sesuai arahan pelatih. Layaknya, Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo sebagai panutan di Madrid kala itu.

“Penghinaan di paruh waktu oleh Mourinho memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Mesut Ozil dan itulah alasan mengapa ia memulai otobiografinya dengan pengalaman ini. Itu adalah momen kunci.”

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi