Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Rabu, 04/10/2023 - 17:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALEROPA

Rusia Pertimbangkan Potensi Serangan Nuklir AS, Inggris, dan Prancis

Rusia tarik diri dari perjanjian pelucutan senjata nuklir.

MOSKOW – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Rabu (22/3/2023) mengatakan bahwa Moskow akan mempertimbangkan kemampuan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, untuk secara bersama melakukan serangan nuklir ke Moskow, guna memutuskan nasib perjanjian New START.

Berbicara dalam sebuah pertemuan di Klub Diskusi Valdai di Moskow, Ryabkov mengatakan ketiga negara NATO itu telah membentuk “front bersatu” menentang Rusia, dengan tujuan “menimbulkan kekalahan strategis” kepada negara tersebut.

Ia memperkirakan mereka bisa saja melakukan serangan nuklir bersama ke Rusia.

Perwira Intelejen AS Khawatir Ukraina Bakal Kalah Melawan Rusia

“Pada situasi saat ini, kami akan mempertimbangkan bahwa negara-negara ini kemungkinan bergabung menggunakan kemampuan nuklir mereka untuk menyerang Rusia,” kata Ryabkov.

Ryabkoy mengatakan bahwa Rusia tidak akan mundur dari keputusannya untuk menangguhkan partisipasinya dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) atau Perjanjian Perlucutan Senjata Nuklir, bahkanjika kekhawatiran Rusiadipertimbangkan karena bantuan AS ke Ukraina dalam serangannya ke fasilitas strategis Rusia sangat “jelas” dan lokasi militer ini ditunjukkan dalam perjanjian START.

Jalur Pipa Minyak Irak-Turki Kembali Beroperasi, Bisa Pasok Setengah Juta Barel

Presiden Vladimir Putin pada Februari telah menandatangani UU yang menangguhkan partisipasi Rusia dalam satu-satunya perjanjian pengendalian senjata yang tersisa dengan AS.

Ia mengatakan Moskow menunda perjanjian New START karena keterlibatan Washington yang lebih jauh dalam perang Ukraina.

Ditandatangani pada 2010 dan diperpanjang pada 2021 untuk lima tahun berikutnya, perjanjian itu bertujuan mengendalikan dan mengurangi kekuatan nuklir strategis yang digunakan AS dan Rusia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content