Kamis, 25/04/2024 - 22:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Bos Citigroup Pastikan Sistem Perbankan AS Sehat Seusai SVB dan Signature Bank Ambruk 

ADVERTISEMENTS

 NEW YORK — CEO Citigroup Jane Fraser menyatakan, serangkaian penutupan bank-bank di Amerika Serikat (AS) sempat mengguncang investor dan memicu gejolak di pasar keuangan global. Meski demikian, Fraser memastikan sistem perbankan AS cukup sehat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Bank-bank besar dan regional dikapitalisasi dengan baik,” kata Fraser kepada Economic Club of Washington DC dikutip Reuters, Rabu (22/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Fraser menegaskan, apa yang terjadi di perbankan AS bukanlah krisis kredit. Menurut Fraser, yang terjadi melainkan sejumlah bank memiliki beberapa masalah dan otoritas telah mencoba menghentikannya sejak awal.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dalam dua minggu terakhir, dua bank AS runtuh, yaitu Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Sementara, Credit Suisse Group diambil alih oleh UBS Group. Di sisi lain, pemberi pinjaman terbesar AS setuju untuk menyetor 30 miliar dolar AS di First Republic Bank (FRC).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
PLN Imbau Warga Amankan Instalasi Listrik Antisipasi Cuaca Ekstrem

Citi, bank pemberi pinjaman terbesar keempat di AS, adalah salah satu dari 11 bank besar yang memberikan bantuan kepada First Republic minggu lalu dalam upaya mengulur waktu untuk restrukturisasi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Meskipun Citi tidak tertarik untuk membeli First Republic, kata Fraser, Citi memberikan kontribusi sebesar 5 miliar dolar AS kepada pemberi pinjaman sebagai tanda kepercayaan. Citi mengharapkan pembayaran kembali.

Langkah untuk menopang First Republic adalah bentuk persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara raksasa perbankan. Pasalnya, selama ini persaingan di antara mereka cukup ketat. 

“Tapi, dalam hal ini, ini adalah saat kami berada dalam posisi yang kuat, kami ingin menghentikan apa yang bisa menjadi masalah,” kata Fraser.

Berita Lainnya:
Pakar: Indonesia Perlu Maksimalkan Produksi Pangan yang Sesuai

Upaya penyelamatan gagal menghentikan penurunan 15 persen saham First Republic pada Rabu lalu. Di sisi lain, pengambilalihan Credit Suisse oleh saingannya UBS pada Ahad lalu tidak mengejutkan. 

“Saya pikir tidak ada yang terkejut Credit Suisse akhirnya berakhir dengan kondisi seperti itu. Credit Suisse sudah lama menjadi institusi yang bermasalah,” kata Fraser.

Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menerapkan pengecualian risiko sistemik yang memungkinkan mereka menjamin miliaran dolar AS uang pelanggan yang tidak diasuransikan.

“Sangat penting untuk melindungi deposan. Sistem perbankan di mana pun di seluruh dunia bergantung pada kepercayaan dan kepercayaan itu harus pada keamanan simpanan,” ujar Fraser.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi