Sabtu, 20/04/2024 - 17:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Pemerintah Prancis tidak akan Mundur Reformasi Aturan Pensiun

ADVERTISEMENTS

PARIS — Juru bicara pemerintahan Prancis Olivier Veran menegaskan, pemerintah tidak akan mundur dari reformasi aturan pensiun. Padahal, protes dan kerusuhan massal terus bergejolak di Paris dan kota lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar mingguan Le Journal de Dimanche pada Ahad (26/3/2023), Veran mengatakan, undang-undang baru itu diperkirakan akan disetujui oleh Dewan Konstitusi dalam beberapa minggu. Posisi pemerintah sudah jelas dan sudah dikomunikasikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Tapi, menurut Veran, pemerintah tetap bersedia mendengar keprihatinan serikat pekerja atas rencana yang akan menaikkan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun. Membutuhkan setidaknya 43 tahun kerja agar memenuhi syarat untuk pensiun secara penuh.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
ASEAN Desak Penghentian Kekerasan Terkait Konflik di Myanmar  

“Usia pensiunnya adalah 64 tahun, tetapi untuk banyak masalah lainnya, kami siap bekerja sama dengan serikat pekerja,” kata Veran dikutip dari Anadolu Agency.

 

Pemerintah Prancis menggunakan kekuatan konstitusional khusus pekan lalu untuk mendorong rencana kontroversial itu tanpa pemungutan suara parlemen. Tindakan ini menyebabkan mosi tidak percaya dari partai oposisi yang terbukti tidak berhasil menggulingkan Macron.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Keputusan untuk melewati parlemen didorong atas ketakutan pemerintah bahwa anggota parlemen akan dapat menghalangi reformasi. Pemerintah Macron saat ini tidak memiliki suara mayoritas.

Berita Lainnya:
Telepon Netanyahu, Macron Bilang Pemindahan Paksa Warga Gaza adalah Kejahatan Perang

Mengenai protes yang terjadi di seluruh Prancis, Veran mengatakan, pemerintah memahami bahwa rakyat harus didengar, tetapi kekerasan tidak dapat dan tidak akan ditoleransi. Sebagian besar pengunjuk rasa adalah anggota serikat pekerja atau rakyat biasa yang menggunakan haknya untuk protes, tetapi Veran menuduh bahwa ada juga yang ingin menabur perselisihan di negara ini.

Veran mengatakan pemerintah ingin memastikan bahwa kekerasan tidak menjadi ciri utama protes. “Untuk itu, saya menyerukan kepada semua kekuatan politik untuk menegaskan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat di masyarakat,” ujar juru bicara itu.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi