Kamis, 25/04/2024 - 18:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Risiko Stabillitas Keuangan Meningkat, IMF: 2023 Penuh Tantangan

ADVERTISEMENTS

BEIJING — Kepala Dana Moneter Internasional (INF) Kristalina Georgieva mengatakan risiko terhadap stabilitas keuangan telah meningkat. Dia menyerukan kewaspadaan perlu terus dilakukan meskipun tindakan oleh negara maju telah menenangkan tekanan pasar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kami terus memantau perkembangan dengan cermat dan menilai implikasi potensial terhadap prospek ekonomi global dan stabilitas keuangan global,” kaya Georgieva dikutip dari Zawya, Ahad (26/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Georgieva mengatakan IMF memperhatikan negara-negara yang paling rentan. Terutama negara-negara berpenghasilan rendah dengan tingkat utang yang tinggi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dia juga memperingatkan fragmentasi geo ekonomi dapat memecah dunia menjadi blok-blok ekonomi saingan. Hal itu mengakibatkan perpecahan berbahaya yang akan membuat setiap orang menjadi lebih miskin dan kurang aman.

ADVERTISEMENTS

Georgieva menegaskan kembali pandangannya pada 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Hal tersebut tercermin dari proyeksi pertumbuhan global melambat hingga di bawah tiga persen karena akibat pandemi, perang di Ukraina, dan pengetatan moneter.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Bappenas: Industrialisasi Percepat Pertumbuhan Ekonomi Menuju Negara Maju

Bahkan dengan prospek yang lebih baik untuk tahun 2024, Georgieva menuturkan, pertumbuhan global akan tetap jauh di bawah rata-rata historisnya sebesar 3,8 persen. Selain itu juha prospek secara keseluruhan tetap lemah.

IMF yang senelumnya memperkirakan pertumbuhan global sebesar 2,9 persen pada 223 juga dijadwalkan akan merilis perkiraan baru pada bulan depan. Georgieva mengatakan para pembuat kebijakan di negara-negara maju telah menanggapi dengan tegas risiko stabilitas keuangan setelah bank bangkru namun kewaspadaan tetap diperlukan.

“Kami terus memantau perkembangan dengan cermat dan menilai implikasi potensial terhadap prospek ekonomi global dan stabilitas keuangan global,” ucap Georgieva.

Georgieva mengatakan, pemulihan ekonomi China yang kuat dengan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen pada 2023 menawarkan beberapa harapan bagi ekonomi dunia. China diperkirakan akan menyumbang sekitar sepertiga dari pertumbuhan global pada 2023.

Berita Lainnya:
INDEF: Konflik Geopolitik Tingkatkan Beban Pelaku UMKM

IMF memperkirakan setiap peningkatan satu poin persentase dalam pertumbuhan PDB di China menghasilkan kenaikan 0,3 poin persentase dalam pertumbuhan ekonomi Asia lainnya. Georgieva mendesak para pembuat kebijakan di China untuk bekerja meningkatkan produktivitas dan menyeimbangkan kembali ekonomi dari investasi menuju pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi yang lebih tahan lama.

“Ini termasuk melalui reformasi berorientasi pasar untuk menyamakan kedudukan antara sektor swasta dan badan usaha milik negara,” ucap Georgieva.

Menurutnya, reformasi semacam itu dapat mengangkat PDB riil sebanyak 2,5 persen pada 2027 dan sekitar 18 persen pada 2037. Dia mengatakan menyeimbangkan kembali ekonomi China juga akan membantu Beijing mencapai tujuan iklimnya karena beralih ke pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi akan mendinginkan permintaan energi, mengurangi emisi, dan mengurangi tekanan keamanan energi.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi