Jumat, 19/04/2024 - 08:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ekonom DBS: Konsumsi Masyarakat Tumbuh 5 Persen pada Kuartal II 2023

ADVERTISEMENTS

Warga berbelanja sembako di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Rabu (7/12/2022). DBS memperkirakan konsumai masyarakat tumbuh hingga lima persen pada Ramadhan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Senior Economist DBS Bank Radhika Rao menyebut, konsumsi masyarakat akan tumbuh sekitar 4,8 sampai 5 persen pada kuartal II 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya di tengah Ramadhan dan Idul Fitri 2023. Pertumbuhan konsumsi dapat menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2023 yang diperkirakan akan berada sekitar 5 persen secara tahunan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Pada kuartal ini, akan ada banyak perjalanan dan perayaan yang juga mulai dibelanjakan di awal Ramadhan. Jadi akan ada penguatan musiman di angka pertumbuhan konsumsi masyarakat,” katanya dalam diskusi dengan media di Gedung Bank DBS, Selasa (28/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
PMI Manufaktur Ekspansif, Kemenperi Diapresiasi

Sepanjang 2023, konsumsi masyarakat akan lebih stabil dibandingkan 2022 ketika masyarakat membelanjakan uang yang sebelumnya tersimpan di perbankan karena pandemi COVID-19. Namun, konsumsi masyarakat akan ditopang oleh peningkatan upah minimum regional (UMR) yang rata-rata mencapai sebesar 7 persen pada2023.

Dengan konsumsi masyarakat yang diperkirakan masih bertumbuh pada 2023, Radhika memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan sepanjang 2023.

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Jadi kita telah kembali ke level rata-rata sebelum pandemi sebesar 5 persen, jadi itu akan sedikit lebih rendah dibandingkan dari tahun lalu,” katanya.

Berita Lainnya:
Negara-Negara yang Setop dan Lanjutkan Ekspor Senjata ke Israel

Investasi juga diperkirakan akan tetap tumbuh ditopang oleh kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi komoditas sumber daya alam (SDA), tetapi pertumbuhan investasi tertahan oleh peningkatan cost of financing karena kenaikan suku bunga acuan.

Sementara itu, ekspor diproyeksi akan melemah karena penurunan harga komoditas SDA tahun ini dibandingkan tahun lalu, tetapi nilainya masih lebih tinggi dibandingkan 2019. “Tahun ini, kami sebenarnya mengharapkan surplus neraca berjalan untuk tahun ketiga berturut-turut, yang berarti stabilitas eksternal cukup stagnan,” katanya.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi