Jumat, 26/04/2024 - 06:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Jika Piala Dunia U-20 Batal, Ini Dampak Negatifnya untuk Perekonomian

ADVERTISEMENTS

Petugas melakukan perawatan rumput di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang menjadi calon venue Piala Dunia U-20 2023, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Piala Dunia U-20 dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian Indonesia. Faisal menyebut ajang ini tak hanya dihadiri para pemain dan official, melainkan juga suporter sepakbola dari berbagai belahan dunia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Mentan Proyeksikan Pertanian Merauke Jadi Lumbung Pangan Masa Depan

“Dari sudut pandang ekonomi, kalau seandainya batal, tentu saja kehilangan atau kerugiannya cukup besar karena kita tahu efek berganda, apalagi ini skala dunia,” ujar Faisal saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Faisal mengatakan, ajang Piala Dunia U-20 akan menggerakkan berbagai sektor usaha, mulai dari yang besar hingga kecil. Faisal menyebut, sejumlah sektor yang akan mendapatkan dampak positif seperti hotel, restoran, transportasi, hingga UMKM.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
KAI Commuter Imbau Orang Tua Jaga Anak Saat Perjalanan

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Faisal mengatakan Piala Dunia U-20 juga akan memberikan keuntungan melalui penerimaan negara, baik untuk pemerintah pusat maupun daerah. Faisal mengambil contoh Korea Selatan yang meraup keuntungan hingga Rp 60 triliun saat menjadi tuan rumah Piala Dunia. Begitu pula dengan Brasil saat menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2014 berhasil meraup Rp 180 triliun.

“Artinya begitu besar dampaknya sehingga potensi kerugian cukup besar seandainya batal,” kata Faisal.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi