Kamis, 25/04/2024 - 14:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

AS dan Inggris Jatuhkan Sanksi kepada 6 Pengedar Pil Anfetamin di Suriah dan Lebanon

ADVERTISEMENTS

 BEIRUT — Inggris dan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada empat warga Suriah dan dua warga Lebanon atas keterlibatan mereka produksi dan penyelundupan obat amfetamin Captagon. Di antara mereka termasuk sepupu Presiden Suriah Bashar Assad dan bandar narkoba Lebanon yang terkenal kejam.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pakar mengatakan, sebagian besar Captagon diproduksi di Suriah dan Lebanon. Sementara paket yang berisi jutaan pil diselundupkan ke negara-negara Teluk, Eropa dan berbagai negara lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Perdagangan obat ini diduga memiliki hubungan kuat dengan Assad dan rekan-rekan serta mitra pentingnya. Seperti kelompok milisi Hizbullah yang didukung Iran.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dalam pernyataannya Kantor Pembangunan, Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris mengatakan industri Captagon bernilai 57 miliar dolar AS bagi Assad dan pendapatan penting Suriah selama konflik masih berlangsung hingga memasuki tahun ke-13. Penindakan brutal Assad pada unjuk rasa 2011 memicu isolasi global.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pasukannya dituduh melakukan penyiksaan, pengeboman ke infrastruktur sipil dan menggunakan senjata kimia. Pemerintah Assad didukung Rusia dan Iran.

Berita Lainnya:
Rusia Kritik Amerika, Desak Penerapan Resolusi Genjatan Senjata Gaza DK PBB   

“Suriah menjadi pemimpin dunia dalam produksi obat yang sangat adiktif Captagon, yang sebagian besar diselundupkan melalui Lebanon,” kata direktur Kantor Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan AS Andrea M.Gacki dalam pernyataannya, Selasa (28/3/2023).

Dari empat orang Suriah yang disanksi dua diantaranya sepupu Assad, yakni Samer dan Wassim. Dalam pernyataannya Departemen Keuangan AS mengatakan Samer mengawasi produksi Captagon di Kota Latakia dengan berkoordinasi dengan Hizbullah dan tentara elit Suriah, Divisi Empat.

Sementara Wassim digambarkan sebagai “tokoh penting dalam jaringan penyelundupan narkoba di kawasan.” Ia juga pemimpin kelompok paramiliter yang didukung tentara Suriah dalam konflik saudara di negara itu.

Sementara pengusaha Suriah, Khalid Qaddour disanksi atas keterlibatannya mengelola pendapatan penyeludupan dan diduga dekat dengan saudara laki-laki Assad, Maher yang memimpin Divisi Empat. Ia juga tuduh mendapat keuntungan dari penyelundupan narkoba, ponsel dan rokok.

Milisi Suriah Imad Abu Zureik disanksi karena memimpin kelompok milisi yang diduga dekat dengan intelijen militer Suriah yang menurut Departemen Keuangan AS menguasai perbatasan Nassib yang berbatasan dengan Yordania. Abu Zuriek merupakan bekas komandan pasukan oposisi Free Syiran Army.  

Berita Lainnya:
Parlemen Eropa Setujui Reformasi Migrasi yang Sebelumnya Ditentang

Washington dan London juga menjatuhkan sanksi pada badan narkoba dan penyelundupan senjata Lebanon Noah Zeiter yang bertahun-tahun menjadi buronan pihak berwenang Lebanon. Sebelum konflik di Suriah, Zeiter dikenal memproduksi dan menyelundupkan banyak kanabis dan terkadang tampil di media. Ia dekat dengan Hizbullah dan Divisi Empat Suriah.  

AS  dan Inggris juga memberikan sanksi pada Hassan Daqqou, seorang Lebanon-Suriah yang kerap disebut sebagai “Raja Captagon” karena dekat dengan Hizbullah dan menjalankan penyelundupan narkoba tentara Divisi Empat Suriah. Pada tahun 2021 lalu Daqqou ditangkap di Lebanon dan pada tahun 2022 ia dijatuhi hukuman tujuh tahun kerja paksa karena memproduksi dan menyelundupkan Captagon.

Washington dan London menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan dagang milik Daqqou yang berada di Lebanon timur.

sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi