Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Rabu, 27/09/2023 - 22:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gagal Jadi Pedagang Suvenir Piala Dunia U-20, Gogon: Mau Nggak Mau Harus Lapang Dada

Plakat bergambar pita hitam sebagai tanda berkabung atas pengumuman FIFA yang mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023. Kesedihan ini juga dirasakan pedagang suvenir Piala Dunia U-20 di Solo, Margono. (ilustrasi).

SOLO — Perajin suvenir wayang kulit asal Kecamatan Jebres, Solo, bernama Margono (45) semula senang karena terpilih sebagai salah satu industri kecil menengah (IKM) untuk event kelas dunia. Pria yang akrab disapa Gogon ini terpilih menjadi salah satu IKM di Solo yang direncanakan untuk membuat suvenir khusus piala dunia. 

“Sangat senang (awalnya), apalagi ini event dunia internasional yang ada di Indonesia tempatnya ada di kota Solo tercinta. Kami juga bangga ketempatan event tersebut,” kata Gogon saat ditemui di sanggarnya, Jumat (31/3/2023).

“Saya sebenarnya hanya diberi mandat untuk buat desainnya saja lewat komputer. Karena desain dari komputer saya kurang paham, saya hanya bisa membuat sampel produk jadi,” ujarnya.

Namun kenyataan tak seperti harapan, Piala Dunia U-20 batal diselenggarakan di Indonesia. Meski begitu, dia tetap berpandangan positif untuk mengambil hikmahnya.

Kemarau dan Malapetaka Bagi Petani di Sawah yang Retak Menunggu Hujan

“Kecewa itu ada, tetapi kita ambil hikmahnya soalnya kesempatan ini sangat luar biasa untuk bisa berpartisipasi dalam piala dunia walaupun sebatas suvenir kami sudah sangat bangga. Tapi keputusan (batal) sudah di sana mau nggak mau harus lapang dada,” katanya.

Sejauh ini, Gogon sudah mengirimkan delapan macam sampel suvenir kepada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Solo untuk dikurasi. Namun, secara proses masih menunggu persetujuan dari FIFA.

“Saya buat sedemikian rupa packaging sama box-nya kami sudah fix. Terus kami serahkan ke dinas. Dari dinas proses akan dilanjutkan ke pemerintah kota dan persetujuan dari FIFA. Dari perjalanan itu barulah ada berita pembatalan itu,” jelasnya.

Korting Hukuman dan Cepatnya Proses Kasasi Surya Darmadi Dinilai Janggal

Sejauh ini untuk pembuatan sampel tersebut Gogon sudah menghabiskan ongkos sekitar Rp 1 juta. “Ini baru tahap pembuatan sampel, ada delapan sampel yang saya ajukan. Ada yang bentuk wayang, badak modifikasi wayang, ada yang dari bahan kayu ada yang bahan kulit. Saya modifikasi ada yang figura kaca, ada yang hiasan meja, hiasan dinding dari berbagai bentuk. Harapan kami mana yang dipilih baru kami laksanakan,” katanya.

 

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content