Selasa, 23/04/2024 - 20:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Inflasi Ramadhan Tahun Ini Melandai, BPS: Konsumsi Belum Pulih

ADVERTISEMENTS

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan inflasi pada Ramadhan tahun ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan inflasi pada Ramadhan tahun ini. BPS merilis inflasi Maret 2023 yang bertepatan dengan Ramadhan mencapai 0,18 persen. Angka itu terpantau lebih rendah dari inflasi Ramadhan 2022 yang mencapai 0,40 persen dan 0,32 persen pada Ramadhan 2021.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Terlihat bahwa inflasi Maret 2023 yang bertepatan dengan awal Ramadhan relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kemenkop UKM Terus Lakukan Pendataan Koperasi dan UMKM

Meskipun memasuki Ramadhan, Pudji menjelaskan perlambatan tersebut terjadi akibat permintaan tidak setinggi kondisi sebelum pandemi. Dia menuturkan, pola konsumsi masyarakat masih belum 100 persen kembali normal.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Artinya dari sisi permintaan belum tinggi,” ucap Pudji.

Meskipun inflasi pada Maret 2023 bertepatan dengan dimulainya Ramadhan, Pudji mengungkapkan relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Terlebih, pada tahun-tahun sebelumnya masa Ramadhan penuh satu bulan dalam pantauan BPS.

“Ramadhan tahun ini memang berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya karena kita awal Ramadhan hanya 10 hari karena dimulai tanggal 23 Maret,” tutur Pudji.

Lalu penyebab lain melambatnya inflasi Ramadhan tahun ini juga disebabkan oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang andil deflasi yang besar. Beberapa di antaranya yaitu tarif air minum PDAM yang mengalami deflasi cukup besar.

Berita Lainnya:
1,2 Juta Kendaraan Menuju Jabotabek, 34 Persen Belum Kembali

Pudji menjelaskan, air minum PDAM memiliki andil deflasi sebesar 0,07 persen. Selain itu ada komunitas lain juga yang menyumbang ambil deflasi seperti bawang merah mencapai 0,04 persen dan kemudian cabai merah sebesar 0,02 persen.

“Penurunan tarif PDAM pada bulan ini terjadi di Bandung yang merupakan bagian dari kota IHK dimana terjadi deflasi sebesar 48,61 persen dan secara nasional menyumbang deflasi 0,07 persen,” ungkap Pudji.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi