Kamis, 25/04/2024 - 07:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Warga Kota Ukraina yang Dikuasai Rusia Dievakuasi

ADVERTISEMENTS

 BERDYANSK — Warga di kota-kota dan di desa sekitar Kota Berdyansk di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia dievakuasi ke pusat penampungan sementara. Saat pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di kota itu semakin intensif.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Anak-anak ditemani setidaknya satu orang tua atau wali dievakuasi dari selatan Zaporizhzhia yang diduduki Rusia. Tempat pembangkit listrik tenaga nuklir berada.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Gubernur yang ditempatkan Rusia di Zaporizhzhia, Yevgeny Balitsky mengatakan ia menyerukan relokasi sementara warga terutama keluarga dengan anak kecil ke tempat yang lebih aman karena meningkatnya tembakan Ukraina ke 18 pemukiman dekat garis depan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Pernyataan Balitsky belum dapat verifikasi secara mandiri. Ukraina membantah menembaki warganya sendiri. Kiev menuduh Moskow yang menembaki warga sipil, tuduhan yang  Rusia bantah.

ADVERTISEMENTS

Militer Ukraina yang berjanji mematuhi perintah Presiden Volodymr Zelenskyy untuk mengusir semua pasukan Rusia dari wilayah Ukraina menuduh Moskow mengevakuasi paksa warga. Rusia juga membantah tuduhan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Wartawan yang mengunjungi penampungan sementara di Berdyansk beberapa berbicara dengan warga dan pejabat yang ditempatkan Rusia.

Berita Lainnya:
Presiden Ekuador Sebut Serbuan ke Kedubes Meksiko Demi Keamanan Nasional

Moskow menduduki Berdyansk pada 27 Februari, tiga hari setelah menggelar invasi yang mereka sebut “operasi militer khusus” di Ukraina. Kiev dan Barat menyebut operasi itu bermaksud menduduki wilayah negara berdaulat.

Tiga orang warga di tempat penampungan sementara mengatakan mereka memilih sendiri untuk melakukan evakuasi atas alasan keamanan. Dua orang mengungkapkan cukup puas dengan kondisi mereka. Satu orang berharap dapat pulang ke rumahnya suatu hari nanti.

Lyudmila yang memilih melakukan evakuasi dari rumahnya di Kota Kamianka-Dniprovska mengatakan terkadang situasi di sana “sulit.” Peluru kerap kali mendarat di dekat rumahnya.

“Kami biasanya keluar dan menonton (penembakan), terutama pada malam hari, anda bisa melihat kilatan saat mereka (menembak) ketika mendarat (semuanya menjadi) merah, ketika peluru jatuh di dekat anda dan ketika mendarat seluruh langit berwarna merah,” katanya.

“Orang-orang terbiasa dengan cepat, anak-anak segera terbiasa, mereka berhenti takut,” tambahnya.

Hal ini Lyudmila sampaikan saat ia mengeluarkan pakaian-pakaiannya dari tas dan menggantung beberapa di antaranya di rumah sementaranya. Sebuah rumah yang didekorasi dengan kertas dinding  dengan televisi yang ditempel di dinding. Perempuan 22 tahun itu cukup puas dengan kondisinya sekarang tapi berharap dapat pulang suatu hari nanti.

Berita Lainnya:
52 Orang Masih Belum Ditemukan Selepas Gempa Dahsyat di Taiwan

“Kami ingin menunggu saja, bila semuanya baik-baik saja, kami jelas akan kembali pulang, semuanya di sana memiliki rumah, taman: keluarga dan kerabat kami masih berada di sana, nenek dan ibu saya, saudara laki-laki dan perempuan saya masih di sana,” katanya.

Menurutnya orang-orang yang masih di kota tempatnya tinggi “sudah mengatur koper” bersiap untuk pergi bila situasi menjadi lebih berbahaya. Ia mengaku perang antara dua belah pihak dapat menggagalkan harapannya dapat hidup dengan normal lagi.

“Bila (serangan balik Ukraina) ke arah sana, maka kota kami akan menderita dan mungkin tidak ada tempat untuk pulang,” kata Lyudmila.

Ia berharap kedua belah dapat mencapai kesepakatan dan berdamai.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi