Selasa, 06/06/2023 - 04:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

BI: Minat Warga Sumbar pada Instrumen Keuangan Syariah Masih Tinggi

 PADANG — Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat mencatat minat warga di provinsi setempat terhadap instrumen keuangan syariah masih tinggi. Ini dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan pembiayaan bank syariah maupun dana pihak ketiga (DPK) syariah cenderung di atas bank konvensional.

“Ini mengindikasikan masih tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap instrumen keuangan syariah,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra di Padang, Senin (22/5/2023).

Ia mengatakan pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada kuartal IV 2022 mengalami akselerasi. Pembiayaan bank syariah tumbuh meningkat dari Rp 6,71 triliun dengan laju pertumbuhan 17,81 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2022 menjadi Rp 7,04 triliun dengan laju pertumbuhan 22,37 persen (yoy) pada kuartal IV 2022.

BACAAN LAIN:
Wamen BUMN Akui Security System BSI Lemah

Menurut dia, peningkatan tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa pembiayaan bank syariah yaitu dari 10,08 persen pada kuartal III 2022 menjadi sebesar 10,37 persen pada kuartal IV 2022. Kemudian dari sisi risiko, rasio non-performing financing (NPF) bank syariah mengalami penurunan serta masih terjaga dalam batas aman kecil dari lima persen.

“Rasio NPF pembiayaan syariah pada kuartal IV-2022 berada pada level 1,90 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III 2022 sebesar 1,98 persen,” kata dia.

Selanjutnya DPK perbankan syariah mengalami peningkatan pertumbuhan dari 17,77 persen secara year on year pada kuartal III 2022 menjadi 27,21 persen (yoy) pada kuartal IV 2022.

BACAAN LAIN:
Pembiayaan BSI OTO Tumbuh 64 Persen

Menurut dia, peningkatan tersebut didorong oleh komponen deposito yang terakselerasi dari 7,85 persen (yoy) pada kuartal III 2022 menjadi 46,46 persen (yoy) pada kuartal IV 2022. Sementara tabungan dan giro masing-masing tumbuh 16,01persen (yoy) dan 11,99 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 21,96 persen (yoy) dan 55,36 persen (yoy).

“Kondisi tersebut mengindikasikan preferensi masyarakat dalam menyimpan dana ke instrumen dengan imbal hasil lebih tinggi seiring berlanjutnya kenaikan suku bunga,” kata dia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content